IHSG Menguat Tipis 0,12% di Tengah Tantangan Rebalancing MSCI

444
IHSG Melonjak 1,07% di Awal Perdagangan Hari Ini Ditopang Sentimen Positif Dalam Negeri

 

(Vibiznews – IDX Stock) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat di zona hijau di awal perdagangan hari ini. Rabu (27/8/2025) pukul 09.07 WIB, IHSG menguat 9,148 poin atau 0,12% ke 7.914,905.

Penguatan IHSG ini ditopang sebagian indeks sektoral. Sektor dengan penguatan terbesar dicetak IDX Sektor Barang Baku yang naik 0,85% di pagi ini.

Disusul, IDX Sektor Kesehatan, IDX Sektor Infrastruktur dan IDX Sektor Properti dan Real Estate. Selanjutnya, ada IDX Sektor Perindustrian dan IDX Sektor Energi.

Sementara itu, IDX Sektor Barang Konsumen Non-Primer menjadi sektoral dengan pelemahan terdalam setelah turun 0,57%. Diikuti, IDX Sektor Keuangan, IDX Sektor Barang  Konsumen Primer, IDX Sektor Teknologi dan IDX Sektor Transportasi dan Logistik.

Berdasarkan pengamatan ada sebanyak 277 saham naik, 162 turun, dan 522 tidak bergerak. Nilai transaksi mencapai Rp 1,19 triliun. Sebanyak 1,71 miliar saham sudah berpindah tangan pagi ini dalam 126.500 kali transaksi.

Di tengah gerak konsolidasi IHSG hari ini, saham PGUN milik anak Haji Isam langsung melesat ke batas auto reject atas (ARA). PGUN naik 24,9% ke level 1.980.

Adapun pasar keuangan hari ini dihadapkan pada sejumlah tantangan. Setelah euforia di tengah rebalancing MSCI, investor menunggu katalis baru untuk mendongkrak harga saham di pasar saham Indonesia. Dari pasar mata uang, kembali menguatnya indeks dolar juga menjadi tantangan karena ada potensi pelemahan rupiah.

Kemarin, Selasa (27/8/2025), pasar saham Indonesia mencatat volume dan nilai transaksi yang luar biasa pada perdagangan kemarin. Hal ini terjadi di tengah cut-off date dari rebalancing MSCI edisi Agustus 2025.

Volume transaksi mencapai 56,64 miliar saham yang merupakan rekor tertinggi tahun ini. Asing juga mencatat net buy sangat besar yakni Rp 2,3 triliun, tertinggi sejak 14 Mei 2028. Transaksi saham menembus Rp 45,8 triliun yang juga merupakan rekor tertinggi tahun ini.

Kendati transaksi sangat besar, IHSG tetap ditutup negatif. Risiko inilah yang bisa terulang pada hari ini di mana menjadi hari pemberlakuan efektif rebalancing MSCI. Dengan sudah efektif maka gairah pasar diperkirakan akan menurun sehingga IHSG bisa tertekan.

Sementara itu, Bursa Asia-Pasifik mayoritas anjlok setelah kenaikan Wall Street semalam.

Investor cenderung masing menyoroti kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Saat ini India menjadi fokus investor yang akan menghadapi tarif tambahan hingga 50% untuk ekspor ke AS.

Nikkei 225 Jepang tergelincir 0,17%, dan Topix turun 0,3%. Sedangkan Kospi Korea Selatan turun 0,17% dan Kosdaq yang berkapitalisasi kecil turun 0,16%. Selanjutnya, indeks S&P/ASX 200 Australia naik 0,23%.

Sementara itu, kontrak berjangka untuk indeks Hang Seng Hong Kong berada di 25.626. Angka ini menunjukkan pembukaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan penutupan terakhir HSI di 25.524,92.

Analis Vibiz Research Center melihat pergerakan bursa masih fluktuatif mengacu pada fundamental bursa kawasan. Sementara bursa Asia-Pacific bias melemah karena investor cenderung menunggu keputusan Trump atas tarif tambahan hingga 50% untuk ekspor India ke AS.

 

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting