(Vibiznews – Commodity) Harga emas bergerak turun pada hari Kamis di sesi Eropa tertekan penguatan dolar AS.
Harga emas spot bergerak turun 0,49% pada $3.622,73 per ons.
Harga emas berjangka AS kontrak Desember bergerak turun 0,59% pada $3.660,2 per ons.
Indeks dolar AS bergerak naik pada hari Kamis di sesi Eropa, menantikan data inflasi harga konsumen Agustus AS yang dapat mempengaruhi pemotongan suku bunga Federal Reserve yang lebih besar.
Indeks harga produsen AS bulan Agustus turun secara tak terduga, dengan PPI utama dan inti turun 0,1%—bertentangan dengan perkiraan kenaikan moderat. Ditambah dengan tanda-tanda sebelumnya dari pasar tenaga kerja yang lemah, data tersebut telah memperkuat spekulasi tentang potensi pelonggaran kebijakan The Fed, yang meningkatkan permintaan untuk emas.
Sementara itu, perkembangan geopolitik menambah daya tarik logam sebagai tempat berlindung yang aman. Presiden AS Donald Trump baru-baru ini mendesak Uni Eropa untuk mengenakan tarif pada Tiongkok dan India untuk menekan Rusia atas konflik Ukraina, sementara ketegangan di Timur Tengah meningkat, dan Polandia melaporkan telah mencegat pesawat tanpa awak Rusia yang melanggar wilayah udaranya selama serangan skala besar di Ukraina barat.
Malam nanti akan dirilis data Inflasi Agustus AS yang diindikasikan meningkat.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, harga emas dapat bergerak turun jika penguatan dolar AS berlanjut. Meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga Fed setelah data Indeks Harga Produsen Agustus AS melemah, dapat menguatkan harga emas. Ketidakpastian politik di Perancis dan Jepang, juga ketegangan geopolitik di Eropa dan Timur Tengah dapat mendukung permintaan safe haven. Namun jika data Inflasi Agustus AS terealisir naik dan menguatkan dolar AS, akan dapat menekan harga emas. Harga emas berjangka AS diperkirakan bergerak dalam kisaran Support $3.656-$3.630. Namun jika naik, akan bergerak dalam kisaran Resistance $3.703-$3.724.



