Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah (12 September 2025); Rupiah Menguat

591

 

(Vibiznews – Economy & Bond) – Mencermati kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah, sebagai berikut:

Perkembangan Nilai Tukar 8 – 12 September 2025

Pada akhir hari Kamis, 11 September 2025
1. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp16.455 per dolar AS.
2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun relatif stabil di 6,37%.
3. DXY[1] melemah ke level 97,53.
4. Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun turun ke 4,021%.

[1] DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).

[2] UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.

Pada pagi hari Jumat, 12 September 2025
1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp16.425 per dolar AS.
2. Yield SBN 10 tahun turun ke 6,33%.

Aliran Modal Asing (Minggu II September 2025)

1. Premi CDS Indonesia 5 tahun per 11 September 2025 sebesar 69,04 bps, turun dibanding dengan 4 September 2025 sebesar 69,55 bps.

2. Berdasarkan data transaksi 8 – 11 September 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp14,24 triliun. Terdiri dari jual neto sebesar Rp2,22 triliun di pasar saham, Rp5,45 triliun di pasar SBN. Dan Rp6,57 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

3. Selama tahun 2025, berdasarkan data setelmen s.d. 11 September 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp54,33 triliun di pasar saham. Dan jual neto Rp117,72 triliun di SRBI, serta beli neto sebesar Rp58,94 triliun di pasar SBN.

Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan. Hal ini dilakukan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.

Analis Vibiz Research Center melihat untuk hari ini perdagangan rupiah vs dollar dibuka menguat ke Rp 16.430. Kemudian bergerak terkoreksi ke Rp16.433, dan terakhir sore ini WIB terpantau di posisi Rp 16.385.

Menguatnya rupiah terjadi sementara dollar AS di pasar uang Eropa menanjak setelah terkoreksi di sesi global sebelumnya. Dollar AS berupaya bangkit setelah tergerus oleh rilis inflasi AS yang lebih panas dari perkiraan. Sehingga menambah prospek penurunan suku bunga the Fed.

Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, sore hari WIB ini naik ke 97,76. Angka ini meningkat dibandingkan level penutupan sesi sebelumnya di 97,50.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting