(Vibiznews – IDX) – Dalam perdagangan bursa saham, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) penutupan Rabu sore ini (1/10), terpantau melemah 17,240 poin (0,21%) ke level 8.043,822 setelah dibuka naik ke level 8.082,816.
IHSG bergerak terkoreksi di hari kedua, sedangkan bursa kawasan Asia sore ini umumnya mixed sembari mengamati dampak Pemerintah AS yang tutup (shutdown), serta mencermati Wall Street yang berakhir semalam dalam gain.
Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) sore ini menguat 0,52% atau 87 poin ke level Rp 16.600, dengan dollar AS di pasar uang Eropa turun setelah terkoreksi 3 hari di sesi global sebelumnya, bearish ke seminggu terendahnya oleh shutdown Pemerintah AS yang dapat menahan rilis dara ekonomi penting.
Rupiah menguat dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 16.687, serta terpantau melaju ke level seminggu terkuatnya.
Mengawali perdagangannya, IHSG menguat 21,754 poin (0,27%) ke level 8.082,816. Sedangkan indeks LQ45 naik 1,570 poin (0,20%) ke level 795,550. Siang ini IHSG menguat 1,014 poin (0,01%) ke level 8.062,076. Sementara LQ45 terlihat turun 0,73% atau 5,820 poin ke level 788,160.
IHSG kemudian masuk zona merah dan ditutup melemah 17,240 poin (0,21%) ke level 8.043,822, sedangkan LQ45 turun 0,88% atau 6,990 poin ke level 786,990. Tercatat saat ini sebanyak 289 saham naik, 378 saham turun dan 130 saham stagnan.
Sementara itu, bursa regional sore ini terpantau bias menguat, di antaranya Nikkei yang merosot 0,85%, dan Kospi yang naik 0,91%.
Analis Vibiz Research Center melihat pergerakan bursa di dua zona dan kembali terkoreksi, sementara bursa kawasan Asia sore ini umumnya mixed sembari mengamati dampak Pemerintah AS yang tutup.
Berikutnya IHSG kemungkinan akan konsolidasi dalam rentang terbatas, dengan mengacu kepada fundamental bursa kawasan. Resistance mingguan saat ini berada di level 8.169 dan 8.250. Sedangkan bila menemui tekanan jual di level ini, support ke level 7,900 dan bila tembus ke level 7,742.
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting Group



