IHSG Dibuka Menguat 0.48%, Mengikuti Bursa Asia yang Menguat

234
IHSG Dibuka di Zona Hijau Naik 0,26% Mengikuti Bursa Regional
Vibizmedia Photo

 

(Vibiznews – IDX Stock) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat pada perdagangan Kamis (2/10/2025).
Mengutip data RTI pukul 09.15 WIB, IHSG naik 0,48% atau 38,63 poin ke level 8.082,45.

Berdasarkan pengamatan terdapat 271 saham menguat, 215 saham melemah, dan 175 saham stagnan. Total volume perdagangan tercatat 6,6 miliar saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 3,56 triliun.

Laju IHSG pagi ini ditopang oleh sembilan indeks sektoral. Tiga sektor dengan kenaikan tertinggi yaitu: IDX-Industry naik 1,18%, IDX-Finance naik 0,91%, IDX-Property naik 0,89%

Menurut Analis Vibiz Research Center, pasar keuangan diperkirakan akan kembali volatile, IHSG diperkirakan akan rebound usai dua hari melemah. Banyaknya kabar positif baik dari dalam dan luar negeri mampu mendorong investor asing kembali ke emerging market salah satunya Indonesia.

Sejumlah kabar lain yang ikut menjadi sentimen perdagangan hari ini termasuk aktivitas manufaktur dan inflasi RI. Hingga shutdown pemerintah Amerika Serikat (AS).

Perlu diketahui, aktivitas manufaktur Indonesia masih berada di zona ekspansi di September meskipun sangat tipis.

Data Purchasing Managers’ Index (PMI) yang dirilis S&P Global pada Rabu (1/10/2025) menunjukkan PMI manufaktur Indonesia ada di 50,4 di September. Angka ini menurun dibandingkan 51,5 pada Agustus 2025. Meski turun PMI masih berada di zona ekspansi selama dua bulan beruntun.

Kemudian, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kembali terjadinya tekanan inflasi pada September 2025 sebesar 0,21% dari bulan sebelumnya deflasi 0,08%.

Tekanan harga pada bulan September utamanya disebabkan kenaikan harga untuk kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau. Yang mengalami tekanan inflasi 0,38% (mtm) dengan andil menjadi yang terbesar yakni 0,11%.

Lalu Badan Pusat Statistik (BPS) juga mencatat nilai surplus neraca perdagangan Indonesia mencapai US$ 5,49 miliar pada Agustus 2025.

Adapun dari sentiment global. Berita dari AS, Pemerintah Amerika Serikat (AS) resmi mengalami government shutdown pada Rabu (1/10/2025) pukul 00:00 waktu setempat. Hal ini terjadi setelah Kongres gagal mencapai kesepakatan pendanaan.

Kebuntuan politik antara pemerintahan yang dipimpin Donald Trump dari Partai Republik ini dengan oposisi dari Demokrat membuat anggaran sementara yang diajukan tidak dapat lolos.

Shutdown/Penutupan pemerintah AS ini bukan hanya akan berdampak bagi ratusan ribu pekerja pemerintahan di AS. Tetapi juga akan mempengaruhi pergerakan pasar keuangan AS maupun global.

Sementara itu di kawasan regional, bursa Asia kompak mengalami penguatan hari ini. Indeks Kospi Korea Selatan mengawal lonjakan indeks saham di bursa Asia Pasifik pada Kamis, (2/10/2025). Hal ini seiring dengan kerja sama OpenAI dengan Samsung & SK Hynix.

Dari Jepang, indeks acuan Nikkei 225 menguat 1,04%, sementara Topix tercatat stagnan. Di Australia, indeks ASX/S&P 200 dibuka naik 0,61%.

Adapun di Hong Kong, kontrak berjangka Hang Seng Index terakhir diperdagangkan di level 26.840, sedikit lebih rendah dari penutupan sebelumnya di 26.855,56. Sementara itu, pasar China dan India tutup karena libur nasional.

Dari Wall Street, kontrak berjangka saham AS bergerak mendatar pada perdagangan awal sesi Asia setelah S&P 500 mencetak rekor tertinggi baru pada Rabu waktu setempat. Indeks S&P 500 naik 0,34% ke level 6.711,20 setelah sempat menyentuh rekor intraday.

Nasdaq Composite menguat 0,42% menjadi 22.755,16. Sedangkan Dow Jones Industrial Average naik tipis 43,21 poin atau 0,09% ke level 46.441,10.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting