(Vibiznews – Commodity) – Harga tembaga naik ke harga tertinggi 16 bulan pada hari Rabu karena kekhawatiran kekurangan pasokan karena gangguan, tetapi kenaikan terbatas karena menguatnya dolar AS.
Harga aluminium menyentuh harga tertinggi 16 bulan karena persediaan berkurang.
Harga tembaga kontrak 3 bulan di the London Metal Exchange naik mencapai harga $10,815 per MT harga tertinggi sejak 22 Mei 2024, sebelum turun kembali ke harga $10,687 per MT.
Harga tembaga naik 21% pada tahun ini, kenaikan terjadi karena masalah terjadi di tambang tembaga utama di Indonesia, Chile, dan Congo.
Gangguan pada tambang tersebut membuat International Copper Study Group (ICSG) pada hari Rabu melakukan revisi perkiraan hasil tambang dengan merubah surplus 2025 sebesar 178 ton menjadi defisit 150,000 ton di 2026.
Di bulan April perkiraan surplus 289,000 ton pada tahun ini dan oversupply di tahun 2026 sebesar 209,000 ton. Gangguan pasokan membuat pasokan di pasar terbatas.
Para pemilik tambang sedikit sekali melakukan eksplorasi baru dan menghentikan tambang yang baru karena akan menambah kesulitan, sehingga pasokan yang ketat tetap berlangsung.
Operasi tambang Grasberg Indonesia, tambang tembaga terbesar ke dua di dunia sudah menghentikan operasinya hampir sebulan setelah longsor lumpur membuat 7 pekerja meninggal.
Pemilik tambang Canada, Teck Resources pada hari Rabu juga mengurangi perkiraan produksi di tambang andalan Quebrada Blanca di Chile.
Indeks dolar menguat sehingga harga komoditas AS menjadi lebih mahal apabila dibeli dengan mata uang lain selain dolar.
Harga aluminium naik 0.5% menjadi $2,754,50 per ton harga tertinggi sejak 30 Mei 2024 , Persediaan di gudang LME turun 398,775 ton pada hari Rabu turun 15% selama sebulan terakhir
Analisa teknikal untuk tembaga di LME
Support pertama di $10,759 kemudian turun ke $10,722
Resistant pertama di $10,797 dan berikut ke $10,835
Loni T / Senior Analyst Vibiz Research Centre Division, Vibiz Consulting



