Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah (17 Oktober 2025); Rupiah Melemah

385
Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah (28 November 2025); Rupiah Melemah
Vibizmedia Photo

 

(Vibiznews – Economy & Bond) – Mencermati kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah, sebagai berikut:

Perkembangan Nilai Tukar 13 – 17 Oktober 2025

Pada akhir hari Kamis, 16 Oktober 2025
1. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp16.565 per dolar AS.
2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke 5,94%.
3. DXY[1] melemah ke level 98,34.
4. Yield UST (US Treasury) Note[2] 0 tahun turun ke 3,975%.

[1] DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).

[2] UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.

Pada pagi hari Jumat, 17 Oktober 2025
1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp Rp16.570 per dolar AS.
2. Yield SBN 10 tahun turun ke 5,92%.

Aliran Modal Asing (Minggu III Oktober 2025)

1. Premi CDS Indonesia 5 tahun per 16 Oktober 2025 sebesar 80,85 bps, naik dibanding dengan 10 Oktober 2025 sebesar 80,27 bps.

2. Berdasarkan data transaksi 13 – 16 Oktober 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp16,61 triliun. Terdiri dari jual neto sebesar Rp1,09 triliun di pasar saham, Rp11,90 triliun di pasar SBN, dan Rp3,62 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

3. Selama tahun 2025, berdasarkan data setelmen s.d. 16 Oktober 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp51,24 triliun di pasar saham. Dan Rp132,75 triliun di SRBI, serta beli neto sebesar Rp17,28 triliun di pasar SBN.

Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan. Hal ini dilakukan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.

Analis Vibiz Research Center melihat untuk hari Jumat perdagangan rupiah vs dollar dibuka melemah ke Rp 16.581 kemudian bergerak terkoreksi ke Rp16.591, dan terakhir sore ini WIB terpantau di posisi Rp 16.589.

Melemahnya rupiah terjadi di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan global dan sinyal pelemahan ekonomi AS yang memperkuat ekspektasi penurunan suku bunga lanjutan The Fed.

Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, Jumat sore WIB ini naik ke 98,50. Angka ini lebih tinggi dibandingkan level penutupan sesi sebelumnya di 98,34

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting