(Vibiznews – Commodity) Harga minyak melonjak tajam pada hari Kamis setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan sanksi terhadap perusahaan-perusahaan minyak terbesar Rusia, yang berpotensi menghambat pasokan global.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS melonjak 5,61% menjadi $61,78 per barel.
Harga minyak mentah berjangka Brent untuk bulan Desember melonjak 5,40% menjadi $65,97 per barel
AS pada hari Rabu mengumumkan sanksi terhadap Lukoil dan Rosneft, dua perusahaan minyak terbesar Rusia, dan menyerukan gencatan senjata segera dengan Ukraina.
Menteri Keuangan Scott Bessent mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan tersebut mendanai “mesin perang Kremlin,” dan bahwa Departemen Keuangan siap untuk mengambil tindakan lebih lanjut terhadap Moskow.
Sanksi tersebut kini berpotensi memblokir sebagian besar pasokan minyak global, dan membantu meredakan kekhawatiran akan potensi kelebihan pasokan.
Secara terpisah, Uni Eropa juga memberlakukan sanksi baru terhadap Rusia, menargetkan armada tanker bayangan Moskow sekaligus melarang semua impor gas alam cair Rusia.
Harga minyak telah pulih dari level terendah lima bulan yang dicapai awal pekan ini, juga dibantu oleh data yang menunjukkan persediaan AS secara tak terduga menyusut dalam pekan hingga 17 Oktober.
Persediaan turun sebesar 0,96 juta barel, bertentangan dengan ekspektasi penambahan sebesar 2,2 juta barel. Penarikan persediaan bensin dan sulingan juga membantu memacu optimisme atas permintaan di konsumen bahan bakar terbesar di dunia ini.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, harga emas minyak dapat terus bergerak naik dengan pengenaan sanksi AS terhadap perusahaan-perusahaan minyak besar Rusia, yang memicu terjadinya pengurangan produksi dan pasokan. Harga minyak mentah berjangka WTI AS diperkirakan bergerak dalam kisaran Resistance $62,50-$63,22. Namun jika turun, akan bergerak dalam kisaran Support $60,35-$58,92.



