Uang Beredar Tumbuh Lebih Tinggi pada September 2025

284
Uang Beredar Tumbuh Lebih Tinggi pada September 2025
Sumber: Bank Indonesia

 

(Vibiznews – Banking & Insurance) – Bank Indonesia merilis laporan likuiditas perekonomian atau uang beredar posisi September 2025.

Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada September 2025 tumbuh lebih tinggi.

Pertumbuhan M2 pada September 2025 sebesar 8,0% (yoy). Angka ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan Agustus 2025 sebesar 7,6% (yoy) sehingga tercatat Rp9.771,3 triliun.

Perkembangan tersebut didorong oleh pertumbuhan uang beredar sempit (M1) sebesar 10,7% (yoy) dan uang kuasi sebesar 6,2% (yoy).

Perkembangan M2[1] pada September 2025 dipengaruhi oleh aktiva luar negeri bersih, penyaluran kredit, dan tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat (Pempus).

Aktiva luar negeri bersih pada September 2025 tumbuh sebesar 12,6% (yoy). Angka ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 10,7% (yoy) sehingga tercatat sebesar Rp2.085,3 triliun.

Penyaluran kredit pada September 2025 tumbuh 7,2% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit pada bulan sebelumnya sebesar 7,0% (yoy).

[2] Selain itu, tagihan bersih kepada Pempus tumbuh sebesar 6,5% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada Agustus 2025 sebesar 5,0% (yoy).

Faktor-faktor yang memengaruhi uang beredar

Perkembangan M2 pada September 2025 terutama dipengaruhi oleh aktiva luar negeri bersih, penyaluran kredit dan tagihan bersih kepada Pempus.

Aktiva luar negeri bersih pada September 2025 tumbuh sebesar 12,6% (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 10,7% (yoy).

Sementara itu, penyaluran kredit pada September 2025 tercatat sebesar Rp 8,051,0 triliun atau tumbuh sebesar 7,2% (yoy). Angka ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan Agustus sebesar 7,0% (yoy).

Tagihan bersih sistem moneter kepada Pemerintah Pusat (Pempus) tumbuh sebesar 6,5% (yoy), meningkat dibandingkan pertumbuhan pada Agustus 2025 sebesar 5,0% (yoy).

Perkembangan Dana Pihak Ketiga (DPK)

Perkembangan DPK pada September 2025 tercatat Rp 9.143,0 triliun atau tumbuh 8,4% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 8,0%(yoy).

Pertumbuhan tersebut didorong oleh Tabungan dan simpanan berjangka yang tumbuh masing-masing sebesar 6,4% (yoy), dan 5,8% (yoy). Meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh masing-masing sebesar 5,5% (yoy), dan 5,4% (yoy).

Sementara itu, Giro tumbuh sebesar 13,7% (yoy), setelah pada bulan sebelumnya tumbuh sebesar 14,3% (yoy).

Berdasarkan golongan nasabah, terutama didorong oleh pertumbuhan DPK Korporasi sebesar 15,4% (yoy), relative stabil dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya.

Perkembangan Kredit

Kredit yang disalurkan oleh perbankan pada September 2025 tumbuh lebih tinggi. Penyaluran kredit pada September 2025 tercatat sebesar Rp 8,051,0 triliun, atau tumbuh 7,2% (yoy), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 7,0% (yoy).

Penyaluran kredit pada debitur korporasi dan perorangan tumbuh masing-masing sebesar 10,5%, (yoy) dan 3,2% (yoy).

Berdasarkan jenis penggunaan, Kredit Modal Kerja (KMK) pada September 2025 tumbuh sebesar 2,9% (yoy), setelah tumbuh sebesar 3,0% (yoy) pada bulan Agustus 2025.
Perkembangan KMK terutama bersumber dari pertumbuhan sektor Konstruksi, serta Sektor Pengangkutan dan Komunikasi.

Kredit Investasi (KI) pada September 2025 tumbuh sebesar 14,3% (yoy), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 13,0 (yoy). Terutama bersumber dari Sektor Pertambangan dan Penggalian, serta sektor Listrik, Gas dan Air Bersih.

Sementara itu, Kredit Konsumsi (KK) pada September 2025 tumbuh sebesar 7,3% (yoy), setelah pada bulan sebelumnya tumbuh sebesar 7,7% (yoy). Terutama didorong oleh Kredit Pemilikan Rumah (KPR), Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) dan Kredit Multi Guna.

Penyaluran Kredit Properti tumbuh sebesar 4,3% (yoy), setelah pada bulan sebelumnya tumbuh sebesar 4,6% (yoy). Terutama berasal dari pertumbuhan Kredit KPR dan KPA sebesar (7,2%,yoy), kredit Real Estate (6,6%, yoy).

Penyaluran Kredit kepada UMKM pada September 2025 tumbuh sebesar 0,2% (yoy), setelah pada bulan sebelumnya tumbuh sebesar 1,3% (yoy).
Pertumbuhan penyaluran kredit UMKM terutama didorong oleh pertumbuhan kredit UMKM pada skala kecil 7,2% (yoy).

Sementara itu, kredit pada skala mikro dan menengah yang terkontraksi masing-masing sebesar 4,2% (yoy) dan 1,1% (yoy).
Berdasarkan jenis penggunaan, pertumbuhan kredit UMKM pada September 2025 dipengaruhi oleh Kredit Investasi (3,0% yoy).

Suku Bunga Simpanan dan Kredit

Pada September 2025, suku bunga kredit dan suku bunga simpanan mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya. Rata-rata tertimbang suku bunga kredit pada September 2025 sebesar 9,04%, menurun dibandingkan suku bunga kredit bulan sebelumnya sebesar 9,12%.

Suku bunga simpanan berjangka menurun pada tenor 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan dan 24 bulan masing-masing sebesar 4,61%, 5,29%, 5,24%, 4,85% dan 4,36%. Setelah pada Agustus 2025, masing-masing tercatat sebesar 4,72%, 5,61%, 5,97%, 4,98% dan 4,45%.

Analis Vibiz Research Center melihat bahwa uang beredar tumbuh lebih tinggi pada September 2025, dibandingkan bulan sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan M2 atau likuiditas perekonomian yang lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya.

Hal ini ditopang oleh aktiva luar negeri bersih, penyaluran kredit dan tagihan bersih kepada Pempus. yang lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara Dana Pihak Ketiga tumbuh lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya.

Berdasarkan data Bank Indonesia, kredit perbankan pada September 2025 tumbuh sebesar 7,2% (yoy), lebih tinggi dibandingkan Agustus 2025 sebesar 7,0% (yoy).

Dari sisi penawaran, kapasitas pembiayaan bank memadai ditopang oleh rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) sebesar 29,29%. Dan DPK yang tumbuh sebesar 11,18% (yoy) pada September 2025.

Hal ini seiring ekspansi keuangan Pemerintah termasuk penempatan dana Pemerintah pada beberapa bank besar. Serta kebijakan pelonggaran likuiditas dan insentif kebijakan makroprudensial Bank Indonesia.

Minat penyaluran kredit perbankan pada umumnya cukup baik sebagaimana tecermin pada persyaratan pemberian kredit (lending requirement) yang cukup longgar. Kecuali pada segmen kredit konsumsi dan UMKM seiring dengan sikap kehati-hatian bank di tengah risiko kredit pada kedua segmen tersebut.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting