IHSG Menguat Cetak Rekor Tertinggi 8.314,04 Dipicu Kembalinya Asing Masuk Pasar

311
IHSG Kembali Dibuka Menguat 0,27% ke 8.390,83 Pelaku Pasar Masih Mencermati Voting Shutdown di AS
Vibizmedia Picture

 

(Vibiznews – IDX Stock) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat dan cetak rekor tertinggi /all time high (ATH) di awal perdagangan hari ini. Jumat (24/10/2025) pukul 09.10 WIB, IHSG menguat 39,688 poin atau 0,48% ke 8.314,04.

Penguatan IHSG ini ditopang hampir seluruh indeks sektoral. Sektor dengan penguatan terbesar dicetak IDX Properti dan Real Estate yang melonjak 3,78% di awal sesi pertama.
Berikutnya ada IDX Sektor Kesehatan, IDX Sektor Perindustrian, IDX Sektor Barang Konsumen Primer dan IDX Sektor Energi.

Disusul, IDX Sektor Keuangan, IDX Sektor Transportasi dan Logistik, IDX Sektor Barang Baku, IDX Sektor Infrastruktur dan IDX Sektor Barang Konsumen Non-Primer.

Sementara itu, IDX Sektor Teknologi menjadi satu-satunya sektoral yang melemah setelah turun 0,54%.
Saham-saham blue chip dan emiten milik konglomerat masih menjadi motor utama pergerakan indeks hari ini.

Berdasarkan pengamatan terdapat 310 saham tercatat mengalami kenaikan, 222 terkoreksi dan 158 lainnya stagnan. Adapun total transaksi tercatat relatif ramai atau mencapai 5,67 triliun yang melibatkan 7,74 miliar saham dalam 704.574 kali transaksi.

Kenaikan IHSG sendiri tidak terlepas karena kembalinya asing masuk ke pasar. Hal ini turut menjadi penopang kenaikan IHSG. Pada hari kemarin asing mencatat net buy senilai Rp1,08 triliun di seluruh pasar. Hal ini terbagi ke Rp948,92 miliar di pasar reguler dan Rp135,46 miliar di pasar negosiasi tunai.

Sementara itu, pasar Asia-Pasifik dibuka di zona merah hari ini.

Dari Jepang, indeks Nikkei 225 turun 1,35% ke level 48.641,61, mencatat penurunan dua hari beruntun. Sementara itu, indeks Topix juga ikut terkoreksi 0,39% ke posisi 3.253,78.

Indeks Kospi Korea Selatan sempat menyentuh rekor tertinggi sebelum akhirnya berbalik melemah pada penutupan perdagangan Kamis (24/10/2025). Pelemahan terjadi setelah bank sentral setempat memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuannya di level 2,5%, sesuai dengan ekspektasi pasar.

Kospi ditutup turun 0,98% di posisi 3.845,56, sementara indeks saham berkapitalisasi kecil Kosdaq melemah 0,81% ke level 872,03. Di sisi lain, nilai tukar won Korea juga terdepresiasi 0,19% terhadap dolar AS menjadi 1.434,70 per dolar. Sempat menyentuh level terendah sejak Mei.

Di Australia, indeks S&P/ASX 200 ditutup datar di level 9.032,8. Sementara itu, indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,57% ke posisi 25.927,47. Dan indeks CSI 300 China daratan menguat 0,3% ke level 4.606,34.

Dari India, indeks Nifty 50 naik 0,83% dan Sensex menguat 0,69% setelah kembali beroperasi usai libur pasar. Kenaikan ini menandai optimisme investor terhadap prospek ekonomi domestik di tengah ketidakpastian global.

Sementara itu, bursa Wall Street ditutup melemah pada perdagangan Rabu waktu AS, menekan sentimen di pasar Asia. Pelemahan dipicu oleh laporan kinerja keuangan yang mengecewakan dari sejumlah emiten besar seperti Texas Instruments dan Netflix.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 334,33 poin atau 0,71% ke level 46.590,41. Sementara itu, S&P 500 terkoreksi 0,53% ke 6.699,40, dan Nasdaq Composite anjlok 0,93% ke posisi 22.740,40.

Pada titik terendah sesi perdagangan, Dow sempat turun lebih dari 400 poin atau sekitar 1%. Sementara S&P 500 dan Nasdaq masing-masing melemah hingga 1,2% dan 1,9%. Pergerakan ini mencerminkan kehati-hatian investor terhadap prospek laba korporasi dan kebijakan perdagangan AS-China yang belum menentu.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting