(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak sawit atau CPO semakin merosot hingga terjun ke posisi terendah dalam 4 pekan lebih pada akhir perdagangan hari Selasa (28/10/2025) oleh penguatan ringgit dan melemahnya pasar minyak nabati Dalian dan Chicago.
Harga minyak sawit yang banyak diperdagangkan yaitu kontrak berjangka bulan Desember 2025 turun 1,31% menjadi sekitar MYR4.297, setelah sempat berada di posisi MYR4.362.
Pererakan harga juga dibebani oleh estimasi ekspor Malaysia melemah, dengan pengiriman periode 1–25 Oktober turun antara 0,3–0,4% secara bulanan, menurut surveyor kargo.
Sentimen semakin tertekan oleh kekhawatiran atas permintaan global dan cuaca yang tidak menentu yang dapat memengaruhi produksi pada awal 2026.
Harga minyak mentah yang lebih murah juga mengurangi daya tarik minyak sawit sebagai bahan baku biodiesel. Penurunan ini sebagian diimbangi oleh optimisme seputar potensi kesepakatan perdagangan AS-Tiongkok, dengan Presiden Trump dan Xi Jinping diperkirakan akan bertemu akhir pekan ini di KTT APEC di Korea Selatan.
Sementara itu, di Indonesia, produsen utama, rencana untuk memperkenalkan campuran etanol E10 pada tahun 2027–2028, yang secara bertahap beralih ke E20, dapat meningkatkan penggunaan minyak sawit dalam negeri dalam biodiesel, yang menyoroti dukungan permintaan regional jangka panjang.



