Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah (31 Oktober 2025); Rupiah Menguat

444

 

(Vibiznews – Economy & Bond) – Mencermati kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah, sebagai berikut:

Perkembangan Nilai Tukar 27– 31 Oktober 2025

Pada akhir hari Kamis, 30 Oktober 2025
1. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp16.635 per dolar AS.
2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik ke 6,03%.
3. DXY[1] menguat ke level 99,53.
4. Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun naik ke 4,097%.

[1] DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).

[2] UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.

Pada pagi hari Jumat, 31 Oktober 2025
1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp Rp16.620 per dolar AS.
2. Yield SBN 10 tahun naik ke 6,04%.

Aliran Modal Asing (Minggu V Oktober 2025)

1. Premi CDS Indonesia 5 tahun per 30 Oktober 2025 sebesar 73,07 bps, turun dibanding dengan 24 Oktober 2025 sebesar 78,95 bps.

2. Berdasarkan data transaksi 27 – 30 Oktober 2025, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp1,00 triliun. Terdiri dari beli neto sebesar Rp4,40 triliun di pasar saham, serta jual neto sebesar Rp3,23 triliun di pasar SBN . Dan jual neto Rp0,17 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

3. Selama tahun 2025, berdasarkan data setelmen s.d. 30 Oktober 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp46,17 triliun di pasar saham dan Rp135,86 triliun di SRBI, serta beli neto sebesar Rp3,89 triliun di pasar SBN.

Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan. Hal ini dilakukan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.

Analis Vibiz Research Center melihat untuk hari Jumat perdagangan rupiah vs dollar dibuka melemah ke Rp 16.632 kemudian bergerak terkoreksi ke Rp16.635. Dan terakhir Jumat sore ini WIB terpantau di posisi Rp 16.625.

Menguatnya rupiah terjadi sementara dollar AS di pasar uang Eropa terkoreksi setelah naik 2 hari di sesi global sebelumnya. Dolar AS turun dari hampir 13 minggu tertingginya setelah terangkat oleh merosotnya yen Jepang. Serta indikasi the Fed tidak menurunkan suku bunganya pada Desember.

Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, sore hari WIB ini turun tipis ke 99,50. Angka ini lebih rendah dibandingkan level penutupan sesi sebelumnya di 99,52.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting