(Vibiznews – Editor’s Note) – Pasar investasi domestik pada seminggu berlalu diwarnai dengan sejumlah isyu, di antaranya:
- Pasar keuangan di minggu lalu umumnya dalam rentang konsolidasi.
- Dana asing tercatat net capital inflow yang terbatas, sekitar Rp1 triliun dalam sepekan.
- Lembaga pemeringkat R&I mempertahankan Credit Rating RI pada BBB+.
- Sentimen global saat ini sekitar prospek lanjutan pemangkasan suku bunga the Fed akan cenderung tertahan.
- Data ekonomi yang diperhatikan pasar pekan mendatang adalah rilis Inflasi IHK, neraca perdagangan, dan S&P PMI Manufacture pada hari Senin, pertumbuhan ekonomi PDB RI di hari Rabu, serta data cadangan devisa pada hari Jumat yang akan datang.
Minggu berikutnya, isyu prospek ekonomi dalam dan luar negeri, akan kembali mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Domestic Market Review and Outlook 3-7 November 2025.
===
Minggu yang baru lewat IHSG di pasar modal Indonesia terpantau terkoreksi dari minggu rekor sebelumnya, dalam rentang konsolidasi, tertahan profit taking di bawah area rekornya, dengan pemberat pada saham-saham konglomerasi. Sementara itu, bursa kawasan Asia pada seminggu ini umumnya mixed, dengan Nikkei terus mencetak rekor. Secara mingguan IHSG ditutup melemah 1,30%, atau 107,847 poin, ke level 8.163,875.
Untuk minggu berikutnya (3-7 November 2025), IHSG kemungkinan akan bias positif secara bertahap dengan mencermati sentimen bursa regional sepekan depan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance di level level 8.288 dan 8.300. Sedangkan bila menemui tekanan jual di level ini, support ke level 7,959 dan bila tembus ke level 7,854.
Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan berlalu berakhir flat dalam pergerakan sideways terbatas seminggu ini pada range konsolidasi. Rupiah secara mingguannya berakhir mendatar 0 poin ke level Rp 16.625 per USD. Sementara, dollar global terpantau rally 3 hari terakhir ke 13 minggu tertingginya oleh indikasi the Fed tidak menurunkan suku bunganya pada Desember.
Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan masih dalam rentang konsolidasi dengan bias positif, atau kemungkinan rupiah akan bias melemah secara bertahap, dalam range antara resistance di level Rp16.675 dan Rp16.692, sementara support di level Rp16.560 dan Rp16.525.
Harga obligasi rupiah Pemerintah Indonesia jangka panjang 10 tahun terpantau turun secara mingguannya, terlihat dari pergerakan naik yield obligasi dan berakhir ke level 6,099% pada akhir pekan dalam 2 minggu berturut-turut. Ini terjadi di tengah berlanjutnya aksi jual investor asing di pasar SBN. Sementara yields US Treasury terpantau berakhir naik di pekan keduanya
===
Lembaga pemeringkat Rating and Investment Information, Inc. (R&I) pada 24 Oktober mempertahankan Sovereign Credit Rating (SCR) Republik Indonesia pada peringkat BBB+, dua tingkat di atas investment grade, dengan outlook stabil. Keputusan ini mencerminkan keyakinan R&I terhadap fundamental ekonomi Indonesia yang tetap terjaga.
Namun, R&I menilai perlu asesmen lebih lanjut terhadap langkah pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dengan menjaga kondisi fiskal yang tetap sehat dalam jangka menengah.
Berdasarkan data transaksi 27 – 30 Oktober 2025, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp1,00 triliun, terdiri dari beli neto sebesar Rp4,40 triliun di pasar saham, serta jual neto sebesar Rp3,23 triliun di pasar SBN dan Rp0,17 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
===
Kalau para pembaca memerhatikan, maka terlihat isyu siklus penurunan suku bunga dari Amerika kerap begitu mewarnai dan menggerakkan pasar, termasuk pasar dalam negeri. Demikian pula gejolak geopolitik, serta arah negosiasi dagang AS dengan beberapa negara Asia demikian menggerakkan pasar mata uang dan pasar modalnya. Inilah yang merupakan faktor major fundamental yang menjadi penggerak utama pasar.
Isyu perekonomian di Amerika, China, Jepang, Eropa dan negara maju lainnya akan terus berlangsung dengan berbagai dinamikanya, serta juga kerap kali sampai kepada aspek politiknya. Kita tetap akan melihat sejumlah isyu yang menggerakkan pasar lainnya.
Vibiznews.com akan menjadi partner Anda sebagai investor dalam memantau tiap-tiap pergerakan pasar secara updated dan detail. Terima kasih telah bersama kami karena kami ada demi sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting



