IHSG Ditutup Menguat Signifikan 1,36% Merupakan Rekor Harga Penutupan Perdagangan Tertinggi Sepanjang Masa

270
IHSG Dibuka di Zona Hijau Menguat 0,15% ke 8.653,04, JP Morgan Indonesia Proyeksikan IHSG Capai 10.000
Vibizmedia Photo

 

(Vibiznews – IDX Stock) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat signifikan 111,20 poin atau 1,36% ke 8.275,08 pada akhir perdagangan Senin (3/11/2025).

Ini merupakan rekor harga penutupan perdagangan tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) yang sebelumnya dicatatkan pada 23 Oktober silam.

Berdasarkan pengamatan terdapat 353 saham naik, 291 saham turun dan 169 saham stagnan. Delapan indeks sektoral menguat, menopang kenaikan IHSG. Sedangkan tiga indeks sektoral lainnya masuk zona merah.

Indeks sektoral dengan kenaikan terbesar adalah sek tor barang konsumen siklikal yang naik 2,18%, sektor transportasi naik 1,93% dan sektor infrastruktur yang naik 1,76%.
Sedangkan indeks sektoral yang melemah adalah sektor properti yang turun 2,83%, sektor barang konsumen non siklikal yang turun 0,80% dan sektor teknologi yang turun 0,13%.

Total volume perdagangan saham di bursa hari ini mencapai 23,02 miliar saham dengan total nilai Rp 15,55 triliun.

Sementara itu, saham milik Prajogo Pangestu, Barito Renewables Energy (BREN) menguat 6,63% ke level 9.250 menjelang pengumuman indeks MSCI. BREN menjadi penopang utama IHSG pagi ini dengan bobot 21,91 indeks poin.

Kemudian ada sejumlah emiten lain yang ikut jadi penopang IHSG termasuk TLKM, BRPT, DSSA dan BBRI.

Memasuki pekan pertama November, pelaku pasar akan mencermati sederet rilis data ekonomi penting baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Dari domestik, fokus utama akan tertuju pada inflasi Oktober, PMI manufaktur, neraca dagang, serta pertumbuhan ekonomi kuartal III-2025 yang akan dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada Rabu (5/11/2025).

Rangkaian data tersebut akan memberikan gambaran lebih jelas mengenai arah pemulihan ekonomi nasional menjelang akhir tahun. Selain itu, data ini juga akan menjadi acuan bagi Bank Indonesia (BI) dalam menentukan langkah kebijakan moneter pada sisa 2025.

Adapun terdapat beberapa sentimen yang dapat mempengaruhi volatilitas pergerakan IHSG di sepanjang November.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting