(Vibiznews – Commodity) Harga minyak bergerak turun pada hari Selasa, akibat kekhawatiran kelebihan pasokan lebih besar dibandingkan sanksi yang akan datang terhadap minyak Rusia.
Harga minyak mentah berjangka WTI AS bergerak turun 0,38% pada $59,68 per barel.
Harga minyak mentah berjangka Brent bergerak turun 0,55% pada $63,85 per barel.
Prospek kelebihan pasokan akhir tahun ini dan hingga 2026 karena produsen OPEC dan non-OPEC meningkatkan produksi di tengah melambatnya pertumbuhan permintaan.
Harga juga turun menyusul laporan bahwa pelabuhan Novorossiysk Rusia melanjutkan pemuatan minyak pada hari Minggu setelah penutupan dua hari yang disebabkan oleh serangan Ukraina.
Sementara itu, para pedagang mencermati sanksi AS terhadap perusahaan minyak besar Rusia Rosneft dan Lukoil, yang akan berlaku mulai 21 November, yang telah mendorong pembeli utama seperti Tiongkok, India, dan Turki untuk menghentikan pembelian dan mencari sumber alternatif.
Risiko geopolitik lainnya juga dapat menopang harga, termasuk gangguan ekspor akibat serangan baru-baru ini di Sudan, penyitaan kapal tanker minyak oleh Iran di perairan Teluk pekan lalu, dan kemungkinan aksi militer AS di Venezuela.
Malam nanti akan ada pernyataan dari pejabat Fed Barr.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, harga minyak dapat bergerak turun dengan kekhawatiran kelebihan pasokan. Jika malam nanti pernyataan pejabat Fed memberikan sinyal hawkish untuk penghentian pemangkasan suku bunga Fed, dan menguatkan dolar AS, akan menekan harga minyak. Harga minyak berjangka AS diperkirakan bergerak dalam kisaran Support $59,37-$59,07. Namun jika naik, akan bergerak dalam kisaran Resistance $59,92-$60,17.



