Bank Indonesia Terus Memperkuat Kebijakan Moneter untuk Dorong Pertumbuhan Ekonomi

339
Bank Indonesia Terus Memperkuat Kebijakan Moneter untuk Dorong Pertumbuhan Ekonomi

 

(Vibiznews – Banking & Insurance) – Saat mengumumkan Keputusan Bank Indonesia (BI) untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 4,75%, Gubernur Bank Indonesia menyatakan Bank Indonesia akan terus mencermati ruang penurunan BI-Rate.

Yaitu dengan prakiraan inflasi 2025 dan 2026 yang terkendali dalam sasaran 2,5±1%, serta perlunya untuk turut mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.

Sebagai informasi, pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan perlu terus ditingkatkan agar sesuai dengan kapasitas perekonomian. Ekonomi Indonesia pada triwulan III 2025 tumbuh 5,04% (yoy), ditopang oleh kinerja ekspor yang tetap baik serta konsumsi Pemerintah yang meningkat seiring percepatan belanja Pemerintah.

Untuk itu, Bank Indonesia terus memperkuat kebijakan moneter untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dengan tetap menjaga stabilitas perekonomian.

Kebijakan moneter ditempuh melalui penurunan suku bunga BI-Rate, stabilisasi nilai tukar Rupiah, dan ekspansi likuiditas moneter. BI-Rate telah turun sebesar 150 bps, yaitu 25 bps pada September 2024 dan 125 bps selama tahun 2025. Yaitu menjadi 4,75% hingga Oktober 2025, yang merupakan level terendah sejak tahun 2022.

Kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah terus diperkuat dengan intervensi di pasar off-shore melalui NDF. Dan intervensi di pasar domestik melalui pasar spot, DNDF, serta pembelian SBN di pasar sekunder.

Sejalan dengan itu, Bank Indonesia menetapkan suku bunga instrumen moneter valas yang kompetitif. Hal ini untuk menjaga daya tarik penempatan dana di Indonesia yang dapat mendukung stabilitas nilai tukar Rupiah.

Demikian juga ekspansi likuiditas Rupiah juga ditempuh Bank Indonesia melalui penurunan posisi instrumen moneter SRBI. Yakni dari Rp916,97 triliun pada awal tahun 2025 menjadi Rp699,30 triliun pada 17 November 2025.

Bank Indonesia membeli SBN sebagai bentuk sinergi erat antara kebijakan moneter dan kebijakan fiscal. Pembelian SBN hingga 18 November 2025 mencapai Rp289,91 triliun. Termasuk pembelian di pasar sekunder dan program debt switching dengan Pemerintah sebesar Rp212,60 triliun.

Pembelian SBN di pasar sekunder dilakukan sesuai mekanisme pasar, terukur, transparan, dan konsisten dengan program moneter dalam menjaga stabilitas perekonomian. Hal ini dilakukan agar dapat terus menjaga kredibilitas kebijakan moneter.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting