Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah (21 November 2025); Rupiah Menguat

550

 

(Vibiznews – Economy & Bond) – Mencermati kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah, sebagai berikut:

Perkembangan Nilai Tukar 17– 20 November 2025

Pada akhir hari Kamis, 20 November 2025
1. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp16.725 per dolar AS.
2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik ke 6,15%.
3. DXY[1] menguat ke level 100,16.
4. Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun turun ke 4,085%.

[1] DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).

[2] UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.

Pada pagi hari Jumat, 21 November 2025
1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp16.725 per dolar AS.
2. Yield SBN 10 tahun stabil di 6,13%.

Aliran Modal Asing (Minggu III November 2025)

1. Premi CDS Indonesia 5 tahun per 20 November 2025 sebesar 75,27 bps, naik dibanding dengan 14 November 2025 sebesar 73,90 bps.

2. Berdasarkan data transaksi 17 – 20 November 2025, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp2,29 triliun. Terdiri dari beli neto sebesar Rp3,93 triliun di pasar saham dan Rp2,66 triliun di pasar SBN. Serta jual neto sebesar Rp4,30 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

3. Selama tahun 2025, berdasarkan data setelmen s.d. 20 November 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp32,17 triliun di pasar saham. Juga jual neto Rp6,52 triliun di pasar SBN dan Rp143,83 triliun di SRBI.

Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan. Hal ini dilakukan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.

Analis Vibiz Research Center melihat untuk hari Jumat perdagangan rupiah vs dollar dibuka melemah ke Rp 16.735. Kemudian bergerak terkoreksi ke Rp16.737, dan terakhir Jumat sore WIB terpantau di posisi Rp 16.690.

Menguatnya rupiah terjadi sementara dollar AS di pasar uang Eropa turun setelah rally bertahap 5 hari di sesi global sebelumnya. Dollar AS terkoreksi teknikal dari 2,5 minggu tertingginya setelah menguat oleh data tenaga kerja AS yang membaik. Serta menaikkan ekspektasi the Fed tidak memangkas suku bunganya pada Desember nanti.

Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, Jumat sore WIB turun ke 100,12. Angka ini lebih rendah  dibandingkan level penutupan sesi sebelumnya di 100,21.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting