(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak sawit atau CPO terkoreksi dari level tertinggi satu minggu pada akhir perdagangan hari Senin (1/12/2025) merespon rilis data PMI Tiongkok yang masih kontraksi setelah sempat naik ke atas kisaran MYR4.100.
Harga minyak sawit yang banyak diperdagangkan yaitu kontrak berjangka bulan Januari 2026 turun 0,41% menjadi sekitar MYR4.091, setelah sempat berada di posisi MYR4.133.
Data PMI Tiongkok untuk sektor manufaktur dan jasa bulan November menunjukkan kontraksi, sehingga memicu kekhawatiran berkurangnya permintaan sebagai salah satu konsumen terbesar.
Menteri Komoditas Malaysia mengatakan penurunan ekspor ke Tiongkok hampir 29% dalam sepuluh bulan pertama tahun 2025.
Sementara itu, di Indonesia, pemasok terbesar, pemerintah menetapkan harga acuan minyak sawit mentah (CPO) untuk bulan Desember sebesar USD 926,14 per ton, turun dari USD 963,75.
Data ekspor yang lemah juga membebani dengan Intertek Testing Services mencatat penurunan pengiriman November sebesar 19,7% secara bulanan.
Kenaikan harga awal sesi dipicu oleh kekhawatiran berkurangnya pasokan di tengah hujan deras di negara-negara produsen utama, Indonesia dan Malaysia.



