IHSG Dibuka di Zona Hijau Menguat 0,15% ke 8.653,04, JP Morgan Indonesia Proyeksikan IHSG Capai 10.000

108
IHSG Dibuka di Zona Hijau Menguat 0,15% ke 8.653,04, JP Morgan Indonesia Proyeksikan IHSG Capai 10.000
Vibizmedia Photo

 

(Vibiznews – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan kenaikan pada perdagangan pagi ini setelah kemarin ditutup dengan rekor tertinggi sepanjang masa.

Mengutip data RTI, IHSG menguat 0,15% atau bertambah 12,84 poin ke level 8.653,04 pada perdagangan, Jumat (5/12/2025) pagi ini.

Kenaikan IHSG ditopang menguatnya tujuh indeks sektoral dari total 11 sektor. Sektor yang naik paling tinggi antara lain transportasi, perindustrian, properti dan real estate, infrastruktur, keuangan, barang baku non primer, dan energi.

Total volume perdagangan saham di BEI pada pagi ini mencapai Rp 1,5 triliun, melibatkan 3,58 miliar saham dalam 189.100 kali transaksi.

Berdasarkan pengamatan terdapat 289 saham naik, 455 tidak bergerak, dan 219 turun. Kapitalisasi pasar pun merangkak naik menjadi Rp 15.900 triliun.

Pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (5/12/2025) pelaku pasar akan mencermati berbagai rilis data dan perkembangan ekonomi global khususnya AS. Memburuknya data dari AS, terutama pengangguran bisa menopang IHSG hari ini.

Dengan angka pengangguran yang naik maka kemungkinan pemangkasan suku bunga The Fed bisa semakin dekat.

Dari dalam negeri, fokus utama tertuju pada Bank Indonesia (BI) yang hari ini akan merilis dua indikator penting. Cadangan devisa dan uang primer periode November 2025. Kedua data ini menjadi acuan untuk membaca ketahanan likuiditas serta stabilitas eksternal Indonesia menjelang akhir tahun.

Sentimen positif turut datang dari proyeksi JP Morgan Indonesia terhadap pasar saham Indonesia.

Dalam laporan Indonesia Equity 2026 Outlook JP Morgan memproyeksikan bahwa IHSG berpotensi menembus level 10.000 pada tahun 2026. Hal ini didukung prospek ekonomi yang lebih kuat setelah melewati tahun transisi politik pada 2025.

Executive Director JP Morgan, Henry Wibowo, menjelaskan bahwa pihaknya memperkirakan belanja pemerintah akan meningkat signifikan pada 2026. Baik melalui anggaran fiskal maupun melalui dukungan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).

Peningkatan belanja tersebut dinilai akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan memperkuat konsumsi domestik, seiring perbaikan kondisi makro global dan meredanya ketegangan geopolitik.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting