(Vibiznews – IDX Stock) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat pada awal perdagangan Selasa (9/12/2025). Pukul 09.00 WIB, IHSG menguat 35,98 poin atau 0,39% ke 8.740,43.
Berdasarkan pengamatan ada 291 saham naik, 130 saham turun dan 215 saham stagnan. Lima indeks sektoral menguat, menopang kenaikan IHSG. Sedangkan enam indeks sektoral lainnya masuk zona merah.
Indeks sektoral dengan kenaikan terbesar adalah sektor teknologi yang naik 1,12%, sektor kesehatan yang naik 0,46%, dan sektor barang konsumen non siklikal naik 0,23%%.
Sedangkan indeks sektoral yang melemah adalah sektor energi yang turun 0,26%, sektor properti urun 0,16% dan sektor barang baku yang turun 0,15%.
Total volume perdagangan saham di bursa pagi ini mencapai 3,19 miliar saham dengan total nilai Rp 1,38 triliun.
Pelaku pasar akan mencermati sejumlah sentimen hari ini, baik dari dalam ataupun luar negeri. Sentimen terbesar akan datang dari rapat Federal Open Market Committee (FOMC) yang digelar The Fed mulai hari ini waktu AS. Atau besok dini hari waktu Indonesia.
Pertemuan The Fed bulan ini menjadi salah satu agenda paling krusial. Pasar ingin memastikan apakah era Quantitative Tightening (QT) benar-benar berakhir. Terutama setelah Ketua The Fed sebelumnya menyebut bahwa cadangan perbankan sudah lebih longgar.
Ekspektasi pemangkasan suku bunga terus menguat. Berdasarkan CME FedWatch per 6 Desember 2025, peluang penurunan suku bunga pada Desember nyaris mencapai 86,2%. Tingkat optimisme sebesar ini menunjukkan pasar semakin percaya inflasi AS telah terkendali.
Sejumlah sentimen lain termasuk data perdagangan China yang melesat, dengan surplus perdagangan tembus US$ 111,6 Miliar pada November, jauh melampaui proyeksi konsensus US$100,2 miliar.
Angka ini bukan hanya lebih tinggi dari capaian bulan sebelumnya, tetapi juga menjadi surplus terbesar sejak Juni, sekaligus mengonfirmasi bahwa tekanan perdagangan eksternal mulai mereda.
Kemudian pasar juga memantau kabar dari Amerika Serikat yang akan merilis data pembukaan lapangan pekerjaan (Job Openings/JOLTs) pada hari ini. Data diperkirakan berada di kisaran 7,2 juta lowongan pada September 2025.
Sebagai catatan,lowongan pekerjaan di Amerika Serikat meningkat sebanyak 19.000 menjadi 7,227 juta pada Agustus 2025. Angka ini berasal dari revisi naik 7,208 juta pada Juli, sesuai dengan ekspektasi pasar. Jumlah lowongan pekerjaan naik di sektor kesehatan dan bantuan sosial (+81.000), sektor rekreasi dan perhotelan (+97.000), serta perdagangan ritel (+55.000).
Dari dalam negeri Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa memastikan, ketentuan baru penempatan devisa hasil ekspor sumber daya alam (DHE SDA). Yang hanya wajib di rekening khusus alias reksus bank-bank Himbara tak akan membuat likuiditas dolar di bank swasta menjadi kering.
Menurutnya, justru penguatan kebijakan penempatan DHE SDA itu akan membuat likuiditas dolar di sistem keuangan domestik menjadi lebih stabil. Karena pengawasan penempatan DHE SDA 100% selama 12 bulan di dalam negeri menjadi lebih mudah diawasi. Terutama dengan pembatasan konversi yang menjadi hanya 50% dari total DHE SDA yang ditempatkan di reksus Himbara.
Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting



