Pentingnya Peran Kredit Perbankan Dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

161
Pentingnya Peran Kredit Perbankan Dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Sumber: Bank Indonesia

 

(Vibiznews – Banking & Insurance) – Berdasarkan laporan Bank Indonesia, kredit perbankan pada November 2025 tercatat tumbuh sebesar 7,74% (yoy). Angka ini meningkat dari 7,36% (yoy) pada bulan sebelumnya.

Meskipun ada peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya, permintaan kredit terindikasi belum kuat dipengaruhi oleh perilaku wait and see dari pelaku usaha. Demikian juga optimalisasi pembiayaan internal oleh korporasi, serta penurunan suku bunga kredit yang masih lambat.

Oleh karena itu peran kredit perbankan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi perlu terus ditingkatkan. Fasilitas pinjaman yang belum dicairkan (undisbursed loan) pada November 2025 masih besar, yaitu mencapai Rp2.509,4 triliun. Atau 23,18% dari plafon kredit yang tersedia.

Sementara dari sisi penawaran, kapasitas pembiayaan bank tetap memadai ditopang oleh rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yang meningkat. Menjadi sebesar 29,67% dan DPK yang tumbuh sebesar 12,03% (yoy) pada November 2025.

Perkembangan ini turut didorong oleh ekspansi likuiditas moneter dan pelonggaran KLM Bank Indonesia. Serta ekspansi keuangan Pemerintah termasuk penempatan dana Pemerintah pada beberapa bank besar.

Minat penyaluran kredit perbankan umumnya juga masih baik yang tecermin pada persyaratan pemberian kredit (lending requirement) yang semakin longgar. Kecuali pada segmen kredit konsumsi dan UMKM akibat peningkatan risiko kredit pada kedua segmen tersebut.

Kondisi ini memengaruhi pertumbuhan kredit UMKM November 2025 yang terkontraksi sebesar 0,64% (yoy). Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan kredit 2025 berada pada batas bawah kisaran 8-11% (yoy) dan akan meningkat pada 2026.

Ke depan, Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan KSSK untuk mendorong pertumbuhan kredit/pembiayaan perbankan. Serta memperbaiki struktur suku bunga.

Ketahanan perbankan tetap kuat dengan permodalan yang terjaga pada level tinggi dan risiko kredit yang terjaga rendah.

Dari sisi permodalan, rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) perbankan pada Oktober 2025 meningkat menjadi sebesar 26,38%. Sehingga semakin mampu untuk menyerap risiko.

Rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) perbankan secara agregat tetap rendah sebesar 2,25% (bruto) dan 0,90% (neto) pada Oktober 2025. Namun NPL (bruto) UMKM masih tinggi, yaitu sebesar 4,50% pada November 2025.

Hasil stress test Bank Indonesia menunjukkan ketahanan perbankan tetap kuat, ditopang oleh kemampuan bayar dan profitabilitas korporasi yang terjaga.

Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan bersama KSSK dalam memitigasi berbagai risiko ekonomi global dan domestik. Terutama yang berpotensi mengganggu stabilitas sistem keuangan.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting