(Vibiznews – IDX) – Dalam perdagangan bursa saham, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Jumat siang ini (19/12), terpantau melemah 49,526 poin (0,57%) ke level 8.568,669 setelah dibuka naik ke level 8.653,910.
IHSG bergerak di dua zona ke sekitar seminggu terendahnya, koreksi di hari ketiganya, sedangkan bursa kawasan Asia siang ini umumnya menguat dipimpin Nikkei setelah BOJ menaikkan suku bunganya ke 0.75%, yang tertinggi dalam 3 dekade, serta mencermati Wall Street yang berakhir dalam penguatan oleh melajunya CPI Amerika.
Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) siang ini melemah terbatas 0,03% atau 5 poin ke level Rp 16.715, dengan dollar AS di pasar uang Asia menanjak setelah menguat 2 hari di sesi global sebelumnya, bertengger sekitar seminggu tertingginya di antara kenaikan suku bunga BOJ sebesar 25 bps.
Rupiah melemah dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 16.710, serta terpantau tertekan di hari kelima pada 3,5 minggu terendahnya.
Mengawali perdagangannya, IHSG menguat 35,715 poin (0,41%) ke level 8.653,910. Sedangkan indeks LQ45 naik 3,950 poin (0,46%) ke level 855,670. Siang ini IHSG melemah 49,526 poin (0,57%) ke level 8.568,669. Sementara LQ45 terlihat turun 0,07% atau 0,560 poin ke level 851,160.
Tercatat saat ini sebanyak 194 saham naik, 470 saham turun dan 136 saham stagnan.
Sementara itu, bursa regional siang ini terpantau bias menguat, di antaranya Nikkei yang naik 0,89%, dan Hang Seng yang menanjak 0,65%.
Analis Vibiz Research Center melihat pergerakan bursa dari dua zona ke bias koreksi di hari ketiga, sementara bursa kawasan Asia siang ini umumnya menguat dipimpin Nikkei setelah BOJ menaikkan suku bunganya ke 0.75%, yang tertinggi dalam 3 dekade.
Berikutnya IHSG kemungkinan akan tetap di zona merah, dengan mengacu kepada fundamental bursa kawasan. Resistance mingguan saat ini berada di level 8.749 dan 8.800. Sedangkan bila menemui tekanan jual di level ini, support ke level 8,564 dan bila tembus ke level 8,361.
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting Group



