IHSG Terkoreksi 0,24% Awal Perdagangan Hari Ini, Pelaku Pasar Fokus Pada Data Ekonomi AS dan Kesepakatan Dagang AS-Indonesia

85
IHSG Terkoreksi 0,24% Awal Perdagangan Hari Ini, Pelaku Pasar Fokus Pada Data Ekonomi AS dan Kesepakatan Dagang AS-Indonesia
Vibizmedia Picture

 

(Vibiznews – IDX Stock) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak cenderung turun mengawali perdagangan Selasa (23/12/2025), saat mayoritas bursa Asia menghijau.
Mengutip data RTI pukul 09.14 WIB, IHSG terkoreksi 0,24% atau 20,994 poin ke level 8.624,85.

Berdasarkan pengamatan tercatat 266 saham turun, 244 saham naik, dan 178 saham stagnan. Total volume perdagangan 7,6 miliar saham dengan nilai transaksi capai Rp 3,6 triliun.

Sebanyak enam indeks sektoral menyeret IHSG ke zona negatif. Tiga sektor dengan penurunan terdalam yakni: IDX-Health 0,94%, IDX-Finance 0,58%, dan IDX-Property 0,38%.

Pelaku pasar pada Selasa hari ini (23/12/2025) akan cenderung mengalihkan fokus data ekonomi global, terutama datang dari Amerika Serikat. Serta melihat respon lanjutan dari data ekonomi yang rilis kemarin dari China terkait suku bunga dan jumlah uang beredar di RI.

Dari dalam negeri, sentimen bisa datang dari konferensi pers kesepakatan dagang AS-Indonesia yang akan digelar hari ini.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Duta Besar RI untuk AS Dwisuryo Indroyono Soesilo akan menggelar konferensi pers. Yaitu terkait kesepakatan dagang AS- China.

Konferensi pers digelar pada pukul 08.30 WIB. Konferensi pers ini diharapkan bisa menjawab isu yang menyebut AS akan menghentikan kesepakatan dagang yang ditandatangani pada Juli 2025.
Kesepakatan dagang ini menjadi kunci bagi kenaikan ataupun penurunan tarif ekspor RI ke Amerika Serikat.

Dampak kesepakatan ini sangat besar mulai dari ekspor, lapangan kerja, investasi hingga pertumbuhan ekonomi.

Lalu, sorotan utama investor global juga akan tertuju pada rilis final Pertumbuhan Ekonomi (GDP) AS untuk kuartal III-2025. Yang diumumkan hari ini, Selasa (23/12/2025). Konsensus pasar memproyeksikan ekonomi Amerika Serikat tumbuh melambat ke level 3,2%. Angka ini turun dari estimasi sebelumnya yang berada di angka 3,8%.

Dalam konteks normal, perlambatan ekonomi adalah kabar buruk. Namun saat ini, angka 3,2% justru menjadi sinyal yang dinanti pasar.

Perlambatan yang terukur ini dikombinasikan dengan inflasi yang sudah rendah di 2,7%-mengonfirmasi bahwa skenario Soft Landing sedang berjalan mulus.

Ekonomi AS mendingin cukup untuk menekan inflasi, namun tetap tumbuh cukup kuat untuk menghindari resesi.

Ini memberikan jalan bagi The Federal Reserve untuk melanjutkan pemangkasan suku bunga secara agresif tanpa keraguan.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting