Mata uang rupiah mengalami pelemahan yang signifikan pada sesi perdagangan Jumat (2/10). Mata uang lokal tersebut kembali terpengaruh oleh sentiment negatif akibat pelemahan bursa saham dalam negeri.
Rupiah mengalami pergerakan pelemahan yang cukup signifikan akibat tren negatif yang masih mempengaruhi arah mata uang di kawasan Asia. Di tengah kondisi perekonomian global yang belum membaik, dolar AS tampaknya dinilai pelaku pasar sebagai satu-satunya mata uang safe haven
Hari ini IHSG terpantau melemah tipis sebesar 10,90 poin seiring dengan aksi ambil untung pemodal. Sentimen negatif masih mendominasi pergerakan nilai tukar rupiah. Sinyal bahwa suku bunga acuan AS akan dinaikkan tahun ini bertaham setelah Janet Yellen mengatakan demikian pada pidatonya akhir pekan lalu. Desember menjadi target bulan kenaikan suku bunga acuan di Negara tersebut. Pernyataan Yellen diamini oleh William Dudley, Presiden Fed New York.
Hari ini rupiah terpantau mengalami pembukaan pada posisi 14.700,00 per dollar AS. Mata uang lokal tersebut mengalami pelemahan tipis dibandingkan dengan penutupan perdagangan kemarin di level 14.691,00 per dollar AS. Saat ini rupiah melemah bertahap dari posisi pembukaan. Rupiah sudah membukukan penurunan sebesar 12,00 poin atau 0,08 persen pada posisi 14.703,00 per dollar.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada perdagangan hari ini berpotensi untuk bertahan di teritori negatif. Meskipun demikian kenaikan yang terjadi tampaknya akan terbatas. Para investor masih belum menemukan pijakan yang cukup kuat untuk membuat mata uang yang sudah oversold ini bergerak rebound.
Mata uang rupiah hari ini berpotensi kembali mengetes level support pada posisi 14.800 dan 14.900 per dollar AS. Sedangkan level resistance harian yang akan dites ada pada 14.600 dan 14.500 per dollar.
Ika Akbarwati/VMN/VBN/Senior Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Jul Allens