Pencapaian kinerja PT.Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) didukung oleh kontribusi Penjualan Perseroan yang mengalami peningkatan sebesar 18,60% menjadi USD465,92 juta dari Pendapatan Pokok sebesar USD392,86 juta pada Q3. Pendapatan perseroan pada Q3 2015 dan Q3 2014 terdiri dari Pemintalan, Pertenunan, Finishing kain, Konveksi (garmen).
Pada Kuartal III-2015 PT.Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) terus mengalami pertumbuhan pada laba bersih sebesar 29,65% bila dibandingkan pada periode sebelumnya tahun 2014 yang hanya USD29,54 juta atau USD0,0016 per saham, SRIL pada periode Q3 kembali membukukan laba bersih sebesar USD38,30 juta atau USD0,0021.
Pada beban pokok Q3 2015 mengalami kenaikan USD312,47 juta naik dari USD369,07 juta di Q3 2014, dan beban usaha mengalami kenaikan dari USD 18,54 juta menjadi USD24,13 juta serta Beban Keuangan mengalami kenaikan dari USD18,85 juta menjadi USD25,76 juta.
Peningkatan pun terjadi pada total aset hingga akhir September 2015 sebesar USD750,25 juta mengalami peningkatan 7,35% dari USD698,87 juta pada tahun 2014 dan total utang mengalami peningkatan dari USD467,43 juta tahun 2014 menjadi USD83,53 juta pada Q3 2015.
Menilik kabar dari lantai bursa perdagangan saham pada Senin (02/11/15) saham SRIL ditutup turun 1,58% pada level 373 setelah pada penutupan perdagangan sebelumnya berada pada level 379 dan bergerak dalam kisaran 372-385 dengan volume perdagangan saham mencapai 15.54 juta saham.
Analyst Vibiz Research Center melihat sisi indikator teknikal, harga saham SRIL sejak awal bulan Oktober bergerak sideways. Terpantau indikator MA bergerak flat, selain itu indikator Stochastic mulai bergerak di area tengah.
Sementara indikator Average Directional Index terpantau bergerak datar, dengan +DI bergerak turun, yang menunjukan pergerakan SRIL dalam potensi pergerakan negatif. Dengan kondisi teknikalnya dan didukung fundamentalnya, diprediksi laju SRIL masih akan dalam tren melemah dan menunggu sentimen fundamental yang menggerakan SRIL. Rekomendasi Trading pada target level support di level Rp335 hingga target resistance di kisaran Rp400.
Connie Rineke/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang
