Bank Korea Pertahankan Suku Bunga Karena Ketidakpastian Global

439

Bank of Korea mempertahankan suku bunga acuan tidak berubah untuk bulan kelima berturut-turut karena ekonomi tumbuh pada laju tercepat dalam lebih dari lima tahun, namun ketidakpastian global masih terjadi.

Keputusan untuk menahan suku bunga pada level 1,5 persen juga diperkirakan oleh semua 18 ekonom yang disurvei Bloomberg. Gubernur BOK, Lee Ju Yeol mengatakan dalam sebuah konferensi pers hari Kamis bahwa keputusan itu bulat.

Lee mengatakan bank sentral akan membuat penilaian di outlook yang direvisi bulan Januari sebagai paparan apakah ekonomi Korea dapat terus pulih. Ekspor telah jatuh setiap bulan pada tahun 2015 dan ekonom sedang memantau pergeseran potensial dalam kebijakan Federal Reserve AS, yang bisa meningkatkan risiko arus modal keluar untuk pasar negara berkembang termasuk Korea.

Lee juga mengatakan tidak setuju dengan pandangan bahwa Korea membutuhkan suku bunga mendekati nol, karena efek negatif dapat mengikuti.

Yield obligasi tiga tahun pemerintah Korea Selatan naik 13 basis poin bulan ini menjadi 1,79 persen , karena para pedagang memperoleh harapan untuk pelonggaran moneter tambahan. Won telah melemah 1,2 persen terhadap dolar selama periode yang sama di tengah kemungkinan kenaikan suku bunga oleh bank sentral AS.

Dalam pernyataan hari Kamis, bank sentral mengatakan sementara sentimen telah meningkat, ketidakpastian seputar pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan bahwa risiko ke Korea Selatan termasuk yang terkena pengaruh perubahan kebijakan di The Fed, perlambatan ekonomi dan arus modal Cina. Karenanya Bank Sentral akan terus memantau permintaan domestik dan kenaikan tingkat utang rumah tangga.

Output pabrik Korea diperluas 2,4 persen pada September dari tahun sebelumnya, diluar perkiraan analis untuk kenaikan 0,4 persen. Sebuah pemulihan konsumsi swasta yang mengarah ke peningkatan produksi dan investasi, Menteri Keuangan Choi Kyung Hwan mengatakan pekan ini.

Sementara itu, Korea akan terus menghadapi kondisi ekspor sulit tahun depan karena pemulihan ekonomi glbal yang lambat dan harga minyak rendah, demikian dinyatakan Menteri Perdagangan Yoon Sang Jick mengatakan pekan ini. Ekspor ke luar negeri turun 15,8 persen pada Oktober dari tahun sebelumnya, penurunan terbesar sejak 2009.

 

Freddy/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here