Di akhir perdagangan bursa saham Jepang akhir pekan pada Jumat (27/11), indeks Nikkei melanjutkan pelemahan. Indeks Nikkei ditutup turun -60,47 poin atau -0,30% pada 19,883.94. Penurunan indeks Nikkei merespon data-data indikator ekonomi yang mengecewakan.
Lihat : Indeks Nikkei Bergerak Negatif Merespon Data Inflasi dan Tenaga Kerja
Data yang dirilis Jumat pagi menunjukkan harga inti konsumen Jepang turun untuk bulan ketiga berturut-turut, menandakan rapuhnya ekonomi Jepang. Indeks harga konsumen inti (CPI), yang tidak termasuk makanan segar, turun 0,1 persen pada bulan lalu secara tahunan sebagai akibat dari penurunan harga komoditas.
Sementara itu, tingkat pengangguran Jepang untuk Oktober turun menjadi 3,1 persen menurut data pemerintah, yang terendah untuk bulan sejak tahun 1995 sebagai kekurangan pekerja menyebabkan lebih banyak orang mencari pekerjaan. Tapi walaupun memiliki lebih banyak orang dalam angkatan kerja, pengeluaran rumah tangga Jepang juga turun 2,4 persen pada laju tahunan di bulan Oktober.
Investor tampaknya tidak terlalu khawatir dengan data dalam perdagangan pagi. saham perusahaan blue chip Jepang seperti saham Sony, Canon, dan Toshiba semua ditutup di positif sementara Mitsubishi Electric turun.
Saham permobilan diperdagangkan mixed, dengan saham Nissan dan Mitsubishi Motors ditutup naik. Saham Honda, Mazda, dan Toyota semua berakhir lebih rendah. Awal pekan ini, Toyota menarik 1,6 juta mobil, menambah total 15 juta kendaraan sejak 2013, karena airbag yang rusak.
Produsen airbag Jepang Takata, yang telah terlibat dalam skandal airbag yang rusak setelah sejumlah besar kecelakaan dilaporkan di seluruh dunia pada kendaraan yang menggunakan Takata airbag inflators, ditutup 0,24 persen lebih tinggi.
Bulan lalu, produsen mobil utama termasuk Toyota, Honda, dan Nissan mengumumkan mereka tidak lagi menggunakan Takata airbag di kendaraan baru mereka.
Saham maskapai oenerbangan juga terpukul dengan sentimen ketegangan geopolitik dan masalah keamanan. Saham Japan Airlines ditutup lebih rendah 101 poin, atau 2,31 persen sementara saham ANA menurun 6,3 poin, atau 1,76 persen.
Sedangkan untuk indeks Nikkei berjangka juga bergerak negatif, turun 80 poin atau 0,40% berada pada posisi 19,860, menurun dari dengan penutupan perdagangan sebelumnya pada 19,940.
Untuk perdagangan saham selanjutnya pada senin mendatang, akan ada banyak rilis data indikator ekonomi Jepang. Namun perlu terus diperhatikan penguatan Yen dan perkembangan bursa global.
Adapun data-data yang akan dirilis adalah :
Industrial Production (YoY) Prel Oktober, yang diperkirakan berada di posisi -2.01%, menurun dari hasil sebelumnya pada posisi -0.8%.
Industrial Production (MoM) Prel Oktober, yang diperkirakan berada di posisi 0.5%, menurun dari hasil sebelumnya pada posisi 1.1%.
Retail Sales (YoY) Oktober, yang diperkirakan berada di posisi 0.49%, meningkat dari hasil sebelumnya pada posisi -0.2%.
Construction Orders (YoY) Oktober, yang diperkirakan berada di posisi 3.37%, menurun dari hasil sebelumnya pada posisi 6.7%.
Housing Starts (YoY) Oktober, yang diperkirakan berada di posisi 1.33%, menurun dari hasil sebelumnya pada posisi 2.6%.
Data-data indikator ekonomi yang didominasi penurunan ini diperkirakan akan mengganjal pergerakan kurs Yen. Jika terjadi pelemahan Yen, maka indeks Nikkei berpotensi menguat.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan indeks Nikkei pada selanjutnya akan bergerak menguat terbatas merespon potensi pelemahan Yen. Secara teknikal Indeks Nikkei akan bergerak dalam kisaran Support 19,644-19,408, dan kisaran Resistance 20,080-20,269.
Freddy/ VMN/VBN/ Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang