Pada akhir perdagangan Sabtu dini hari tadi (30/11) harga batubara Rotterdam kontrak Januari 2016 mengalami kenaikan. Harga batubara abaikan kinerja harga minyak mentah yang makin tergerus. Meskipun demikian kenaikan harga yang terjadi masih sangat terbatas karena para pelaku pasar belum menemukan pijakan yang cukup solid untuk harga menguat.
Penguatan harga batubara juga terjadi karena menurunnya konsumsi dari Tiongkok. Seperti diketahui Tiongkok merupakan konsumen terbesar di dunia batubara.
State Committee National Development and Reform Commission Tiongkok menyatakan bahwa pada Januari-Oktober 2015 volume konsumsi batu bara di Tiongkok sebesar 3,23 miliar ton. Terjadi penurunan 160 juta ton (4,7 persen) dari bulan Januari-Oktober 2014.
Di akhir perdagangan dini hari tadi harga batubara Rotterdam berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak bulan Januari 2016 berada di posisi 49,00 dollar per ton. Harga komoditas tersebut mengalami kenaikan sebesar 0,05 dollar atau setara dengan 0,10 persen dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya.
Sementara itu harga batubara kontrak SGX IHS McCloskey Indonesian Sub-Bit FOB Index Futures bulan Desember 2015 hari ini ditransaksikan pada posisi 37,50 dollar per ton.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga batubara berjangka Rotterdam pada perdagangan selanjutnya masih akan dipengaruhi oleh kinerja harga minyak mentah. Melemahnya harga komoditas ini diperkirakan akan berlangsung terus akibat permintaan global yang masih sangat lemah.
Harga batubara berjangka berpotensi mengetes level support pada posisi 48,50 dollar dan support kedua di level 48,00 dollar. Sedangkan level resistance yang akan dites jika terjadi peningkatan harga ada pada posisi 49,50 dollar dan 50,00 dollar.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang