Vibiz Media Network pada akhir tahun 2015 melakukan wawancara exclusive dengan Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Prof. Suahasil Nazara, S.E., M.Sc., PhD.
Suahasil Nazara menyatakan target pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2016 diharapkan dapat mencapai angka 5,3%.
Apa yang menjadi sisi optimisme yang memicu pertumbuhan ekonomi kita lebih lanjut dapat mengejar target 5,3 %?
Sisi Konsumsi
Suahasil menyatakan hal pertama yang dapat membangkitkan optimisme pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah dari sisi Konsumsi. Jika di break down menurut komponennya, sisi konsumsi Indonesia berada pada sekitar angka 5,1 % atau 5,2 % tahun 2015, dimana banyak yang mengatakan ini tahun sulit, namun pemerintah bisa me-mantain angka 5,0%.
Pre Financing dan Pra Lelang
Hal berikutnya, yang kedua, yang mulai berjalan cepat adalah Pengeluaran Pemerintah (Government Expenditure). Biasanya pengeluaran pemerintah akan sangat cepat pada semester 2 triwulan 4. Namun Apa yang membuat kita yakin bahwa pengeluaran pemerintah bisa cepat di triwulan 1 adalah karena dalam UU APBN 2016 kita diperbolehkan melakukan Pre Financing, yaitu menyediakan uang yang bisa dipakai di tahun anggaran 2016, dimana di bulan Desember 2015 sudah dilakukan.
Pemerintah sudah menerbitkan obligasi US$ 3,5 miliar di awal Desember 2015 untu dipakai di Januari 2016.
Kemudian kegiatan yang dapat dilakukan memanfaatkan Pre Financing tersebut adalah, seperti yang dinyatakan dalam UU APBN 2016, pemerintah boleh melakukan pra lelang untuk kegiatan 2016, boleh melakukan sejak November 2015 kemarin. Dengan demikian mulai Januari 2016 sudah ada penyerapan anggaran yang dilakukan, sehingga tidak perlu menunggu sampai bulan April dan seterusnya.
Dengan proses Pre Financing dan Pra Lelang ini, maka diharapkan belanja pemerintah akan berubah, sehingga penyerapan anggaran yang menumpuk terlalu besar di akhir tahun dapat dikurangi.
Pembangunan Infrastruktur
Selanjutnya hal berikutnya menurut Suahasil adalah alokasi belanja sekarang makin banyak untuk infrastruktur, tahun ini alokasinya Rp 290 triliun, dan tahun depan dialokasikan mencapai Rp 312 triliun, ini menjadi dasar yang baik untuk pertumbuhan.
Hal ini menciptakan confidence di dunia usaha sehingga mendorong investasi.
Menurut Suahasil, ekspor dan impor bukan sumber pertumbuhan kita. Terutama ekspor, karena kondisi luar negeri belum pulih, pertumbuhan Tiogkok turun, Amerika Serikat mulai ada perbaikan ekonomi tapi belum solid, Eropa masih krisis, perbaikan ekonomi Jepang belum selesai, harga komoditas masih rendah
Maintain Industri dan Jasa
Keyakinan meningkatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia juga dilihat dari spread Indonesia, di mana di Pulau Jawa dengan spread 58%, pertumbuhan ekonominya mencapai sekitar 5,4%. Sementara di Pulau Sumatra dan Pulau Kalimantan itu agak tertekan karena commodity base, tapi diharapkan dengan dibangun infrastruktur akan terjadi peningkatan, demikian menurut Suahasil.
Dengan demikian menurut Suahasil, memaintain Pulau Jawa itu sangat penting dan bisa kita lakukan. Jawa bukan natural resource base, tapi manufacturing dan service base. Kalau kita maintain manufaktur dan jasa dengan membangun infrastruktur, maka ini menjadi keyakinan sebagai sumber pertumbuhan. Optmisme ini sudah bisa dilihat oleh dunia usaha.
Editor : Asido Situmorang