Tantangan Bisnis Perbankan Nasional di Tahun 2016

775

Perbankan Indonesia diperkirakan masih akan menghadapi ketidakpastian pasar keuangan dunia di tahun 2016 ini. Jika kita tilik ke belakang, mengawali tahun 2015 Otoritas Jasa Keuangan (OJK)mengarahkan industri jasa keuangan agar mengoptimalkan peran Sektor Jasa Keuangan dalam meningkatkan kegiatan perekonomian, meningkatkan daya tahan Sektor Jasa Keuangan dengan mewujudkan stabilitas perekonomian dan mendukung pembangunan berkelanjutan; serta meningkatkan akses keuangan dan kemandirian finansial masyarakat dalam mendukung pemerataan pembangunan. Mengarahkan pada tujuan tersebut OJK mengeluarkan berbagai inisiatif seperti mendorong pendanaan yang besar dan bersifat jangka panjang dari pasar modal.

Kini memasuki tahun 2016, berbagai tantangan bisnis akan dialami bank-bank nasional, terutama untuk pertumbuhan dana, bukan kredit macet (Non Performing Loan/NPL). Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Deputi Komisioner Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Irwan Lubis. Tahun ini, industri perbankan justru dihadapkan pada tantangan untuk meningkatkan pertumbuhan dananya dengan sangat baik.

Dijelaskan bahwa rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (loan to deposit ratio/LDR) di industri perbankan saat ini telah mencapai 90%. Hal ini berakibat menyulitkan perbankan untuk mencapai pertumbuhan kredit, jika tidak didukung pertumbuhan pendanaan yang baik. Menurut Irwan Lubis ini merupakan tantangan besar bagi industri perbankan, harus ada strategi membangun pendanaan yang tepat dan benaragar kredit yang ditargetkan tercapai.

Faktor eksternal seperti gejolak perekonomian global, harga komoditas yang rendah, tekanan terhadap nilai tukar rupiah, memang berdampak pada sektor keuangan. Namun demikian meski mengalami sedikit perlambatan, industri perbankan tahun 2015 masih dalam moderasi pertumbuhan yang baik.

Total aset perbankan hingga November 2015 tumbuh sebesar 9,29%, Kredit tumbuh 9,85%, Rasio Kecukupan Modal (CARR) tumbuh 21%, dan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 7,7% (year on year/yoy). Dari data OJK tersebut tercermin inkator kesehatan masih terjaga dengan baik.

Lihat: Mengintip Anggaran Capex 2016 Bank-bank di Indonesia

Dengan hasil review tersebut nampak bahwa sistem perbankan masih ditopang dengan ketahanan modal yang memadai. Sehingga, kepercayaan masyarakat dan investor terhadap industri perbankan masih cukup tinggi. Ini menjadi catatan kita bersama bahwa ke depannya, memasuki 2016, sesuai dengan rencana bisnis, maka akselerasi pertumbuhan kredit tergantung pada bagaimana strategi funding itu bisa berjalan. Sekali lagi, industri perbankan dituntut untuk meningkatkan performa pertumbuhan dana dengan amat baik. Ini tantangan bersama, namun tentu tidak menjadikan perbankan harus pesimis.

 

 

Emy Trimahanani/VMN/VBN/Senior Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here