Indeks Nikkei di bursa Jepang pada pekan lalu mengalami pelemahan secara mingguan sebesar -1,1%. Faktor yang menjadi penekan merosotnya indeks Nikkei adalah pelemahan harga minyak mentah, kekuatiran ekonomi Tiongkok dan ekonomi domestik Jepang sendiri.
Faktor yang sangat memberatkan indeks Nikkei adalah pelemahan harga minyak mentah yang anjlok hingga di bawah level $ 29 per barel karena sentimen negatif kekenyangan pasokan global yang semakin diperberat dengan eskpor Iran yang terbuka setelah sanksi internasional atas Iran dicabut pekan lalu.
Pada rabu hingga kamis minggu lalu, saat harga minyak mentah merosot di bawah level $ 29 perbarel, indeks Nikkei merosot lebih dari 6% hingga mencapai penurunan lebih dari 1000 poin, pasar saham Jepang mengalami momentum bearish.
Pelemahan indeks Nikkei semakin ditekan juga oleh kekuatiran Tiongkok, dimana laporan Departemen Perdagangan Tiongkok, menyatakan Investasi Jepang di Tiongkok turun 25,2% menjadi $ 3,21 miliar pada tahun 2015, menunjukkan bahwa peningkatan hubungan bilateral kedua negara belum mengimbangi dampak ekonomi yang menurun dan meningkatkan biaya tenaga kerja. Penyebab merosotnya investasi Jepang sebagian besar karena perlambatan ekonomi Tiongkok.
Dari ekonomi domestik juga alami pelemahan, data industri seperti Industrial Production (MoM) Final November membukukan hasil -0.9%, turun dari perkiraan survey ekonom -1.0%, turun jauh dari hasil sebelumnya pada 1.4%. Demikian juga Capacity Utilization (MoM) November membukukan hasil -0.1%, turun dari hasil sebelumnya pada 1.3%. Juga hasil Tertiary Industry Index (MoM) November membukukan hasil -0.8%, turun dari hasil sebelumnya pada 0.9%. Sedangkan data All Industry Activity Index (MoM) November, yang mencatatkan hasil -1,0%, turun dari ekspektasi para ekonom pada -0,7%, dan turun jauh dari hasil sebelumnya pada 1.0%.
Demikian juga penguatan Yen ternyata cukup memberikan tekanan negatif pada indeks Nikkei. Penguatan yen biasanya dianggap negatif bagi eksportir Jepang karena meredam laba ketika dikonversi kembali ke mata uang domestik. Dengan penguatan Yen, maka saham-saham eksportir terus tertekan dan berimbas memperlemah bursa Jepang.
Jepang memang membutuhkan stimulus untuk memperkuat ekonominya. Faktor yang menekan pekan lalu banyak berasal dari sentimen global seperti anjloknya harga minyak mentah dan kekuatiran perlambatan ekonomi Tiongkok. karenanya perlu adanya fundamental domestik yang dapat menguatkan indeks Nikkei.
Bank of Japan pun merespon kondisi kekuatiran ekonomi domestik tersebut. Bank of Japan mengambil tindakan serius memperluas langkah-langkah pelonggaran moneter dengan merosotnya harga minyak membebani target inflasi 2% bank sentral. Penguatan yen dan penurunan harga saham juga akan dibahas dalam dua hari pertemuan dewan kebijakan bank sentral yang dijadwalkan mulai 28 Januari.
Gubernur BOJ, Haruhiko Kuroda mengatakan kepada komite audit majelis tinggi Kamis bahwa bank akan “terus hati-hati memantau” dampak gejolak pasar yaitu pada harga ekonomi dan konsumen. Bank juga akan membuat “penyesuaian kebijakan tanpa ragu-ragu” jika dianggap perlu untuk mencapai tujuan 2%, katanya.
Rencana stimulus BOJ inilah yang kembali membangkitkan harapan investor untuk pemulihan ekonomi Tiongkok. Maka di perdagangan akhir pekan kemarin, indeks Nikkei melonjak tinggi naik sekitar 6%, mencapai 900 poin, pada 16,958.53. Harapan stimulus dari BOJ ini membuat pelemahan indeks Nikkei semakin diperkecil, menjadi -1,1%.
Bagaimana pergerakan indeks Nikkei minggu depan ini?
Untuk memprediksi pergerakan indeks Nikkei, dilihat dari data indikator ekonomi yang akan dirilis minggu depan.
SENTIMEN POSITIF (hasil indikator ekonomi diperkirakan/diindikasikan memberikan dampak positif)
Balance of Trade Desember
BoJ Interest Rate Decision
Retail Sales (YoY) Desember
Inflation Rate (MoM) Desember
Core Inflation Rate (YoY) Desember
Tokyo Core CPI (YoY) Januari
Unemployment Rate Desember
Coincident Index Final November
Household Spending (YoY) Desember
Industrial Production (MoM) Prel Desember
SENTIMEN NEGATIF (hasil indikator ekonomi diperkirakan/diindikasikan memberikan dampak negatif)
Exports (YoY) Desember
Imports (YoY) Desember
Leading Economic Index Final November
Inflation Rate (YoY) Desember
Housing Starts (YoY) Desember
Industrial Production (YoY) Prel Desember
Tanggal 28-29 Januari ini akan menjadi saat yang penting bagi perekonomian Jepang karena akan ada pertemuan pembuat kebijakan BOJ untuk menentukan indikator penting ekonomi Jepang yaitu Inflasi dan Suku Bunga Jepang.
Inflasi Desember secara tahunan diperkirakan akan menurun ke 0,2% dari sebelumnya 0,3%. Inflasi Desember secara bulanan diperkirakan sedikit naik pada -0,2% naik dari penurunan sebelumnya -0,3%. Sedangkan untuk Suku Bunga diperkirakan BOJ akan mempertahankan suku bunga tetap pada 0%.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan Indeks Nikkei akan bergerak positif mencermati harapan stimulus BOJ dan juga hasil data indikator ekonomi yang didominasi hasil positif. Namun perlu diperhatikan juga faktor harga minyak mentah dan ekonomi Tiongkok, dimana pelemahan salah satu faktor, apalagi keduanya dapat menekan pergerakan indeks Nikkei. Pekan ini diperkirakan indeks Nikkei akan bergerak dalam kisaran Support 16,158-15,240 dan Resistance 18,065-19,089.
Freddy/ VMN/VBN/ Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang