Harga Minyak Mentah Sesi Asia Tertekan Penguatan Dollar AS

695

Harga minyak mentah turun dalam perdagangan tipis sesi Asia pada Selasa (24/05) tertekan penguatan dolar AS, namun kerugian lebih jauh tertahan dengan potensi penarikan dalam persediaan minyak mentah dan bensin AS.

Indeks dolar AS naik terhadap sekeranjang mata uang pada hari Selasa, karena sentimen yang semakin menguat untuk kenaikan suku bunga AS dalam jangka dekat di bulan Juni ini. Penguatan dollar AS membuat komoditas yang dihargakan dalam dolar lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Harga minyak mentah berjangka AS turun 8 sen menjadi $ 48,00 per barel, setelah berakhir turun 33 sen sehari sebelumnya.

Sedangkan harga minyak mentah berjangka Brent telah menurun 14 sen menjadi $ 48,21 per barel pada 0307 GMT, setelah ditutup turun 37 sen di sesi sebelumnya.

Lihat : Harga Minyak Mentah Turun Tergerus Peningkatan Produksi Iran

Pasokan minyak mentah komersial AS cenderung turun sekitar 2,5 juta barel menjadi 538.800.000 dalam pekan yang berakhir 20 Mei menurut  jajak pendapat pendahuluan para analis Reuters menjelang rilis industri mingguan dan data persediaan resmi pada Senin.

Persediaan bensin kemungkinan turun 1,3 juta barel pekan lalu, sedangkan persediaan distilat, termasuk minyak pemanas dan solar, kemungkinan turun satu juta barel, jajak pendapat menunjukkan. Amerika Serikat sedang bersiap-siap untuk musim panas dalam musim mengemudi.

American Petroleum Institute (API) akan merilis data persediaan pada Selasa, sementara angka dari AS Departemen Administrasi Informasi Energi Energi (EIA) akan datang pada hari Rabu.

Hanya 2,8 miliar barel minyak ditemukan di luar Amerika Utara pada tahun 2015, yang terendah sejak tahun 1952, menyusul penurunan tajam dalam pengeboran eksplorasi dan penilaian, konsultan IHS mengatakan dalam sebuah laporan pada hari Selasa.

Termasuk Amerika Serikat, angka itu naik menjadi 12,1 miliar, di mana ekspansi yang cepat dari industri serpih onshore sumber utama terkunci selama dekade terakhir, tetapi masih yang terendah sejak tahun 1952, Morgan Stanley mengatakan dalam sebuah laporan terpisah pada hari Senin.

Sementara itu, ekspor minyak mentah dari ladang minyak Irak selatan telah jatuh lebih dari 200.000 barel per hari (bph) menjadi sekitar 3,15 juta barel sejauh Mei, menurut sumber industri dan loading data.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan pada perdagangan selanjutnya harga minyak mentah berpotensi turun dengan penguatan dollar AS dan kekuatiran kelebihan pasokan global. Harga diperkirakan menembus kisaran Support $ 47,50-$ 47,00, dan jika naik akan menembus kisaran Resistance $ 48,50-$ 49,00.


Freddy/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center

Editor : Asido Situmorang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here