Harga minyak mentah turun tipis pada perdagangan sesi Asia hari Jumat (03/06) terpengaruh sentimen pertemuan OPEC yang gagal mencapai kesepakatan pembatasan produksi.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) gagal untuk menyetujui strategi pembatasan produksi minyak pada hari Kamis karena Iran bersikeras menaikkan produksi untuk mendapatkan kembali pangsa pasar yang hilang selama bertahun-tahun sanksi, yang diangkat pada bulan Januari.
Lihat : OPEC Kembali Gagal Sepakati Pembatasan Produksi
Harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan turun 9 sen menjadi $ 49,08.
Sedangkan harga minyak mentah berjangka patokan internasional Brent mendekati $ 50 per barel pada Jumat pagi, diperdagangkan pada $ 49,99 per barel pada 0103 GMT, turun 5 sen dari pemukiman terakhir dan hampir dua kali lipat terendah Januari-nya.
Lihat : Harga Minyak Mentah Naik Dengan Penurunan Persediaan Mingguan AS
“Fakta bahwa Arab Saudi sangat mempromosikan pembatasan produksi yang lebih tinggi mengirim pesan penting bahwa itu tidak akan terjadi produksi membanjiri pasar minyak,” kata ANZ Bank pada Jumat.
“Secara keseluruhan, ini harus dilihat sebagai positif bagi harga minyak. Ketika dikombinasikan dengan tumbuhya gangguan di seluruh dunia dan meningkatnya penurunan dalam produksi AS, kita bisa melihat harga minyak dalam tren lebih tinggi selama enam bulan ke depan,” tambahnya.
Bank of America Merrill Lynch mengatakan bahwa kenaikan harga minyak juga sedang “diperburuk oleh dinamika musiman, serta pertumbuhan konsumsi tren bensin yang kuat di AS, India, dan bahkan Tiongkok.”
Permintaan yang kuat di Asia juga tercermin oleh lonjakan margin penyulingan terutama untuk diesel dan bahan bakar jet.
Keseluruhan margin penyulingan Asia belum dilakukan dengan baik tahun ini, karena kelebihan pasokan produksi dan naiknya harga minyak mentah, tetapi keuntungan produksi diesel dan bahan bakar jet telah melonjak.
Untuk diesel, kata para pedagang gelombang panas di selatan dan tenggara Asia telah mendorong permintaan bahan bakar untuk mengoperasikan AC, sementara permintaan bahan bakar jet itu melonjak karena perjalanan udara booming di Asia.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak mentah bergerak menguat dengan sentimen peningkatan permintaan di Asia. Namun perlu dicermati pergerakan dollar AS, yang jika menguat dapat menekan harga minyak mentah. Harga akan menembus kisaran Resistance $ 49,50- $ 50,00, dan jika harga turun akan menembus kisaran Support $ 48,50 – $ 48,00.
Freddy/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang