Harga gula berjangka ICE ditutup naik pada akhir perdagangan bursa ICE Futures New York Rabu dini hari (17/08). Harga komoditas ini mengalami penguatan terdukung pelemahan dollar AS dan kenaikan harga minyak mentah.
Dolar AS mencapai level terendah dalam tujuh minggu pada hari Selasa karena para pedagang menahan perkiraan kenaikan suku bunga AS.
Melemahnya dolar AS membuat komoditas gula yang berbasis dolar ini menjadi lebih murah dalam mata uang lainnya.
Kenaikan harga minyak mentah juga mendukung harga gula. Pada penutupan Rabu dinihari, minyak ditutup naik hampir 2 persen, mencapai tertinggi lima minggu untuk hari kedua berturut-turut setelah sumber di OPEC berbicara tentang keinginan jelas Arab Saudi untuk harga minyak mentah yang lebih tinggi sementara Rusia bertemu kelompok produsen untuk membahas pasar.
Harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate berakhir naik 84 sen, atau 1,8 persen, untuk menetap di $ 46,58. Mencapai $ 46,73 setelah penyelesaian, tertinggi sejak 12 Juli.
Sedangkan harga minyak mentah Brent ditutup naik 88 sen, atau 1,8 persen, pada $ 49,23 per barel. Naik lebih setelah penyelesaian, mencapai $ 49,34, tertinggi sejak 7 Juli.
Lihat : Harga Minyak Mentah Berakhir Naik, Namun Tertekan Setelah Data API
Pada penutupan perdagangan Rabu dini hari harga gula berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak Oktober 2016 terpantau menguat. Harga gula berjangka paling aktif tersebut ditutup naik sebesar 0,28 sen atau setara dengan 1,40 persen pada posisi 20,26 sen per pon.
Lihat : Harga Gula ICE Naik 1 Persen Terbantu Pelemahan Dollar AS dan Kenaikan Minyak Mentah
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa harga gula berjangka untuk perdagangan selanjutnya berpotensi melemah dengan potensi penguatan dollar AS setelah adanya komentar hawkish pejabat The Fed untuk kenaikan suku bunga. Harga gula kasar berjangka di ICE Futures New York berpotensi mengetes level Support pada posisi 19,80 sen dan 19,30 sen. Sedangkan level Resistance yang akan diuji jika terjadi kenaikan harga ada pada posisi 20,80 sen dan 21,30 sen.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang