Jelang penutupan perdagangan saham hari Senin (29/8), saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) masih terus alami tekanan dari investor asing setelah pekan lalu saham bergerak positif ditengah pelemahan IHSG. Saham alami profit taking yang sangat besar hingga membuat saham BMRI anjlok signifikan dan menjadi saham yang paling banyak dijual oleh asing sepanjang hari.
Perseroan yang dalam 6 bulan pertama tahun ini alami penurunan keuntungan sekitar 28,7% dari laba periode yang sama tahun lalu, ternyata memiliki kinerja KPR yang cukup lumayan dengan posisi NPLnya cukuo terjaga. Hingga akhir bulan Juli 2016, BMRI telah menyalurkan KPR sebesar Rp32,2 triliun atau lebih tinggi dari penyaluran tahun sebelumnya periode yang sama sebesar Rp29,8 triliun. Untuk meningkatkan pertumbuhan KPRnya, hingga akhir tahun ini BMRI menetapkan suku bunga KPR sebesar 8,5% foxed 5 tahun. Suku bunga ini lebih rendah dari suku bunga Bank Tabungan Negara yang 9,5% (pada Oktober 2016).
Untuk pergerakan sahamnya di lantai perdagangan bursa saham hari Rabu (27/7), saham BMRI dibuka lemah pada posisi 11200 dan penutupan perdagangan sebelumnya berada pada level 11400. Volume perdagangan saham hari ini sudah mencapai 211 ribu lot saham dengan net sell asing mencapai Rp103 miliar lebih.
Analyst Vibiz Research Center melihat sisi indikator teknikal, harga saham BMRI perdagangan sebelumnya positif dengan indikator MA bergerak naik dengan indikator Stochastic bergerak turun di area tengah menuju area jenuh jual.
Sementara indikator Average Directional Index terpantau bergerak datar dengan +DI yang bergerak turun menunjukan pergerakan BMRI dalam potensi pelemahan. Dengan kondisi teknikalnya dan didukung fundamentalnya, diprediksi rekomendasi trading berikutnya pada target level support di level 11020 hingga target resistance di level 11050.
Lens Hu/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang