Harga minyak pertahankan keuntungan, Senin di sesi Asia setelah investor mengalihkan perhatian ke politik AS dan mencari kejelasan tentang upaya OPEC dalam membatasi produksi.
Di Bursa Perdagangan New York, minyak untuk pengiriman Desember melonjak 1,07% menjadi $44,54 per barel. Di Bursa Berjangka ICE London, minyak Brent untuk pengiriman Januari mendaki kuat 0,92% ke $45,98 per barel.
Pada satu minggu ke depan, suhu politik akan membayangi fundamental pasar, dengan sebagian besar fokus jatuh pada Pemilu Presiden AS pada hari Selasa. Para pedagang minyak juga akan mengawasi rilis laporan bulanan dari Badan Energi Internasional dan laporan tingkat produksi masing-masing anggota OPEC pada hari Kamis dan Jumat mendatang.
Pekan lalu, minyak berjangka anjlok ke posisi terendah di hari Jumat yang menjadi kerugian mingguan terbesar mereka dalam hampir satu tahun di tengah meningkatnya skeptisisme atas pelaksanaan kesepakatan yang direncanakan oleh OPEC untuk membatasi produksi.
Harga minyak turun tajam pada Jumat setelah Reuters, mengutip sumber OPEC, melaporkan bahwa Arab Saudi mengancam untuk menaikkan produksi minyak pada pertemuan OPEC pekan lalu jika Iran menolak untuk ikut ambil bagian dalam kesepakatan dalam pembatasan produksi. Beberapa waktu kemudian, Bloomberg News melaporkan bahwa Sekretaris OPEC, Jenderal Mohammed Barkindo membantah bahwa Saudi membuat ancaman tersebut.
OPEC mencapai kesepakatan membatasi produksi ke range 32,5 juta hingga 33,0 juta barel per hari dalam pembicaraan yang diadakan di Aljazair pada akhir September lalu. Namun, kelompok minyak dengan beranggota 14 negara itu mengatakan tidak akan menyelesaikan rincian tentang kuota produksi tiap anggota sampai pertemuan resmi berikutnya di Wina pada 30 November mendatang.
Kemungkinan bahwa produsen minyak pulang dengan tangan hampa dari pertemuan itu tampaknya membesar setelah Irak, Iran, Nigeria dan Libya semuanya mengisyaratkan mungkin tidak mengambil bagian dalam kesepakatan pembatasan produksi yang diusulkan tersebut. Sikap Rusia yang belum jelas juga memicu ketidakpastian.
Harga minyak tetap melemah setelah penyedia jasa ladang minyak Baker Hughes mengatakan Jumat malam bahwa jumlah sumur minyak baru di AS selama pekan lalu naik sebanyak 9 sumur minyak sehingga sampai saat ini menjadi total 450 sumur minyak, terbanyak sejak Februari tahun ini.
Selasti Panjaitan/ VMN/VBN/ Senior Analyst Stocks-Vibiz Research Center Editor: Asido Situmorang