Harga kakao berjangka ICE Futures pada akhir perdagangan akhir pekan Sabtu dinihari (05/11) ditutup anjlok. Pelemahan harga kakao terpicu perkiraan penurunan permintaan.
Tanaman kakao di Afrika Barat, di mana sebagian besar pasokan dunia berasal diberitakan produksinya sudah baik. Cuaca di Afrika Barat telah menampilkan banyak hujan sehingga produksi Afrika Barat pada akhirnya kuat.
Penyebaran antara Desember dan Maret New York kakao berjangka turun tajam di sesi sebelumnya, dari lebih dari $ 95 per ton untuk kurang dari $ 70, dan menurun untuk $ 57 per ton pada hari Jumat.
Penurunan spread mengindikasikan memburuknya gambar permintaan jangka pendek, dengan beberapa menunjukkan pengiriman besar pada hari pemberitahuan pertama untuk kontrak Desember bulan ini.
Di akhir perdagangan Sabtu dini hari tadi harga kakao berjangka kontrak Maret 2017 yang merupakan kontrak paling aktif terpantau ditutup anjlok. Harga komoditas tersebut ditutup anjlok sebesar -101 dollar atau -3,84 persen pada posisi 2.532 dollar per ton.
Anjloknya harga kakao akhir pekan semakin melemahkan harga kakao secara mingguan, yang mengakibatkan anjlok sebesar -4,38 persen.
Dengan keputusan FBI yang menyatakan Hillary Clinton tidak bersalah dalam penyalahgunaan email pribadi, maka akan memberikan kesempatan untuk keunggulan Clinton atas Trump, sehingga menguatkan dollar AS.
Lihat : FBI Bebaskan Clinton Dari Tuduhan Penyalahgunaan Email Pribadi
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa harga kakao berjangka untuk perdagangan selanjutnya akan bergerak dalam kecenderungan melemah terbatas dengan penguatan dollar AS.
Untuk perdagangan selanjutnya harga kakao berjangka di ICE Futures New York berpotensi untuk menembus level Support pada posisi 2.480 dollar. Jika level Support tersebut berhasil ditembus level selanjutnya adalah 2.430 dollar. Sedangkan level Resistance yang akan ditembus jika terjadi kenaikan ada pada 2.580 dollar dan 2.630 dollar.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center Editor: Asido Situmorang