Harga gula berjangka di bursa komoditas ICE Futures New York akhir pekan Sabtu dinihari (01/04) berakhir merosot terpicu perkiraan surplus produksi Brazil.
Dengan surplus di musim 2017-18 sekarang yang sebagian besar diperkirakan, fokus pasar adalah pada cuaca di wilayah tebu Pusat-Selatan Brasil. Namun harga menjadi datar dengan kemungkinan El Nino berkembang dalam waktu untuk mempengaruhi tanaman India.
Pasar juga memantau konsumen India, yang diperkirakan membuat keputusan tentang apakah akan memotong tarif impor dalam upaya untuk mengimbangi penurunan produksi musim ini.
Pada penutupan perdagangan dini hari tadi harga gula berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak Mei 2017 terpantau mengalami penurunan. Harga gula berjangka paling aktif tersebut ditutup merosot sebesar -0,05 sen atau setara dengan -0,30 persen pada posisi 16,76 sen per pon.
Untuk minggu ini harga gula ICE anjlok -5,36 persen, sebagian besar tergerus penguatan dollar AS, kemerosotan minyak mentah dan peningkatan produksi Brazil.
Kerugian tajam minggu ini membuat harga gula ICE bulan Maret semakin anjlok -12,84 persen, sebagian besar tergerus anjloknya harga minyak mentah, penundaan impor India, dan penguatan dollar AS, serta peningkatan surplus gula di Brazil dan India.
Untuk bulan Februari harga gula anjlok -5,55 persen. Kemerosotan harga gula sebagian besar tertekan penguatan dollar AS, pelemahan permintaan dan pelemahan harga minyak mentah. Juga tergerus peningkatan produksi global dan pasokan yang tersedia dengan baik.
Untuk bulan Januari harga gula ICE melonjak 4,82 persen. Kenaikan tinggi harga gula didukung kenaikan pada minggu pertama bulan ini, dimana harga gula melonjak 6,36 persen. Lonjakan kenaikan 5 persen di awal perdagangan tahun 2017 dipicu penurunan produksi Brazil, India, Thailand, memberikan kontribusi kenaikan minggu ini. Demikian juga meningkatnya permintaan di Indonesia menguatkan harga gula.
Dengan kemerosotan tajam bulan Maret, maka harga gula ICE kuartal pertama tahun 2017 ini menjadi anjlok -10,57 persen.
Malam nanti akan dirilis data ISM Manufacturing PMI dan Markit Manufacturing PMI Maret AS yang diindikasikan melemah. Jika terealisir dapat melemahkan dollar AS.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga gula kasar berjangka di New York pada perdagangan selanjutnya berpotensi menguat elemah terbatas jika pelemahan dollar AS terjadi. Harga gula kasar berjangka di ICE Futures New York berpotensi menguji level Resistance pada posisi 17,30 sen dan 17,80 sen. Sedangkan level Support yang akan diuji jika terjadi penurunan harga ada pada posisi 16,30 sen dan 15,80 sen per pon.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center Editor: Asido Situmorang