Harga minyak mentah berbalik menguat pada perdagangan hari Kamis (20/04) di sesi Asia, terpicu aksi bargain hunting investor, setelah kerugian yang tajam di hari sebelumnya, dimana dengan penurunan persediaan minyak mentah A.S. memicu harapan bahwa dorongan untuk mengendalikan kelebihan pasokan global dapat berlangsung.
Harga minyak mentah berjangka A.S. West Texas Intermediate (WTI) meningkat 12 sen atau 0,24 persen menjadi $ 50,56 per barel.
Harga minyak mentah berjangka Brent berada di $ 53,07 per barel, naik 14 sen atau 0,26 persen.
Pedagang mengatakan bahwa kenaikan tersebut terjadi di belakang penurunan persediaan minyak mentah komersial A.S, yang turun sebesar 1 juta barel pekan lalu menjadi 532,34 juta barel, menurut Administrasi Informasi Energi A.S. (EIA). Namun, tingkat itu masih mendekati rekor tertinggi.
Kenaikan harga terjadi setelah kedua tolok ukur minyak mentah turun 3,5 persen pada hari sebelumnya menyusul laporan melonjaknya persediaan bensin serta kenaikan produksi minyak mentah A.S. menjadi 9,25 juta barel per hari (bpd), naik hampir 10 persen sejak pertengahan 2016.
Pasokan bensin A.S. membukukan kenaikan musiman sebesar 1,5 juta barel, meski aktivitas penyulingan lebih ketat.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak mentah akan melanjutkan penguatan terdukung aksi bargain hunting. Namun jika terjadi sentiment bearish peningkatan produksi AS dan lanjutan penguatan dollar AS, dapat menekan harga. Harga minyak mentah diperkirakan akan bergerak dalam kisaran Resistance $ 51,00-$ 51,50, dan jika harga bergerak lemah akan menguji kisaran Support $ 50,00-$ 49,50.
Freddy/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center Editor : Asido Situmorang