Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi 1 Jumat siang (02/05) turun 6,5 poin atau 0,11 persen, pada 5731,66. Penguatan IHSG terpicu aksi profit taking investor.
Aksi profit taking terpicu sentimen bearish pelemahan harga minyak mentah dan kekuatiran kenaikan suku bunga AS bulan Juni.
Harga minyak mentah turun di perdagangan Asia pada hari Jumat (02/06), terseret oleh kekhawatiran yang terus berlanjut mengenai kekenyangan global dalam pasokan minyak mentah meskipun hasil penurunan yang lebih besar dari perkiraan pada persediaan minyak mentah A.S.
Harga minyak mentah berjangka A.S. West Texas Intermediate turun 32 sen atau 0,66 persen menjadi $ 48,04 per barel.
Harga minyak mentah berjangka acuan global Brent turun 29 sen atau 0,57 persen menjadi $ 50,34 per barel.
Lihat : Harga Minyak Mentah Sesi Asia Tertekan Peningkatan Produksi Global
Menguatnya ekspektasi kenaikan suku bunga AS juga menjadi pertimbangan investor.Pedagang di AS percaya ada kemungkinan kenaikan suku bunga 87 persen pada bulan Juni, menurut alat FedWatch milik CME Group.
Terpantau siang ini 132 saham menguat, 177 saham melemah. Tercatat transaksi sebesar Rp5,37 triliun dari 92,13 juta lembar saham diperdagangkan dengan transaksi sebanyak 182.954 kali.
IHSG siang ini tertekan oleh 8 sektor yang negatif, dengan pelemahan tertinggi sektor Industri Dasar yang merosot 2,01 persen.
Siang ini aksi profit taking investor asing terjadi. Terpantau dana asing yang keluar pasar modal mencapai net Rp 61,59 miliar.
Siang tadi telah dirilis data inflasi Indonesia yang terealisir meningkat.
Tingkat inflasi tahunan Indonesia naik lagi di bulan Mei untuk mencapai tertinggi dalam 14 bulan, demikian data dari Biro Pusat Statistik pada hari Jumat (02/06).
Harga konsumen naik 4,33 persen di bulan Mei dari tahun sebelumnya, kenaikan tahunan tertinggi sejak Maret 2016, menurut BPS. Sebuah jajak pendapat Reuters memperkirakan tingkat tahunan sebesar 4,37 persen, dibandingkan dengan tingkat April sebesar 4,17 persen.
Lihat : Inflasi Indonesia Bulan Mei Meningkat Tertinggi 14 Bulan
Analyst Vibiz Research Center melihat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak lemah dengan upaya profit taking lanjutan. Namun diharapkan meningkatnya inflasi memberikn dorongan penguatan Rupiah dan IHSG. IHSG diperkirakan akan bergerak dalam kisaran Support 5712-5792, dan kisaran Resistance 5752-5772.
Doni/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center Editor : Asido Situmorang