Harga minyak mentah turun pada pergadagangan Rabu (28/06) di sesi Asia, setelah laporan peningkatan persediaan bahan bakar A.S. memicu kekhawatiran bahwa kelebihan minyak mentah selama tiga tahun ini masih sulit dikurangi.
Harga minyak mentah berjangka A.S. West Texas Intermediate (WTI) turun 18 sen atau 0,41 persen menjadi $ 44,06 per barel.
Harga minyak mentah berjangka Brent berada di $ 46,58 per barel, pada pukul 11.41 WIB, turun 7 sen atau 0,15 persen.
Minyak telah pulih beberapa titik selama seminggu terakhir setelah turun hampir 20 persen sejak pertengahan Mei, namun sebuah laporan oleh American Petroleum Institute menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah AS meningkat sebesar 851.000 barel dalam minggu sampai 23 Juni menjadi 509,5 juta, dibandingkan dengan perkiraan analis. Ekspektasi turun 2,6 juta barel.
Pasokan bensin naik 1,4 juta barel, meski permintaan puncak musim berkendara di AS terus berlanjut.
Harga turun terjadi meski ada upaya yang sedang berlangsung oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk memangkas produksi sebesar 1,8 juta barel per hari (bpd) antara Januari 2017 hingga Maret 2018.
Malam nanti akan dirilis data persediaan minyak mentah mingguan AS oleh EIA yang diindikasikan terjadi penurunan.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak mentah masih bergerak lemah terpicu peningkatan persediaan minyak mentah mingguan AS seperti yang dilaporkan API. Namun jika pelemahan dollar AS berlanjut, dan malam nanti data persediaan mingguan terealisir turun, akan mengangkat harga. Harga minyak mentah diperkirakan akan bergerak dalam kisaran Support $ 43,50-$ 43,00, dan jika harga lanjutkan kenaikan akan menembus kisaran Resistance $ 44,50-$ 45,00.
Freddy/ VMN/VBN/ Analyst-Vibiz Research Center Editor: Asido Situmorang