Market Outlook, 19-23 Februari 2018

1290

(Vibiznews – Editor’s Note) – Minggu lalu bursa pasar modal di Indonesia kembali rebound walau masih terbatas searah dengan bursa Wall Street dan regional Asia yang bangkit dari minggu melorotnya, sehingga secara mingguan bursa ditutup menguat ke level 6,591.58. Untuk minggu berikutnya (19-23 Februari) IHSG kemungkinannya akan melanjutkan upaya rebound –nya dengan tetap melihat indikasi dari bursa global. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di posisi 6659 dan 6720, sedangkan support di level 6426 dan kemudian 6344.

Mata uang rupiah seminggu lalu terlihat balik menguat sementara dollar AS sedang ditekan aksi jual investor oleh bangkitnya bursa saham, di mana secara mingguan rupiah menguat cukup siignifikan ke level 13,555. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 13,655 dan 13,723, sementara support di level 13,520 dan 13,373.

Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:

  • Dari kawasan Amerika: berupa rilis data Existing Home Sales pada Rabu malam; disambung dengan rilis FOMC Meeting Minutes pada Kamis dini hari; berikutnya data Crude Oil Inventories pada Kamis malam. Pasar Amerika hari Senin libur oleh peringatan President Day.
  • Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data Inflation Report Hearings Inggris pada Rabu sore; selanjutnya rilis Second Estimate GDP q/q Inggris dan ECB Monetary Policy Meeting Accounts pada Kamis sore; diakhiri dengan data Final CPI y/y Eropa pada Jumat sore.
  • Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis data Monetary Policy Meeting Minutes Australia pada Selasa pagi; kemudian rilis Retail Sales q/q Selandia Baru pada Jumat subuh.

Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar ditekan antara lain oleh sentimen preferensi Pemerintah AS untuk dollar yang lemah sehingga sempat anjlok di level 3 tahun terendahnya, di mana secara mingguan index dollar AS melemah tipis ke level 89.11. Sementara itu, pekan lalu euro dollar terpantau menguat ke 1.2405. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level resistance pada 1.2554 dan kemudian 1.2839, sementara support pada 1.2211 dan 1.2165.

Poundsterling minggu lalu terlihat menguat ke level 1.4029 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.4277 dan kemudian 1.4344, sedangkan support pada 1.3764 dan 1.3457. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir melemah ke level 106.21. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 110.47 dan 113.38, serta support pada 104.96 serta level 101.18. Sementara itu, Aussie dollar terpantau melemah ke level 0.7813. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.8043 dan 0.8135, sementara support level di 0.7758 dan 0.7501.

Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum cenderung menguat mengikuti Wall Street yang dalam seminggu terus rally menguat. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau melemah ke level 21705. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 23490 dan 24125, sementara support pada level 21075 dan lalu 20210. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir menguat ke level 30388. Minggu ini akan berada antara level resistance di 31404 dan 33510, sementara support di 29110 dan 28116.

Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau melonjak sehingga S&P membukukan kenaikan mingguan terbaiknya dalam 5 tahun terakhir Dow Jones Industrial secara mingguan menguat ke level 25214, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 25988 dan 26608, sementara support di level 23360 dan 23242. Index S&P 500 minggu lalu menguat ke level 2732.2, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2835 dan 2872, sementara support pada level 2532 dan 2488.

Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau menanjak oleh lemahnya dollar secara global walau agak tertahan oleh aksi profit taking, sehingga berakhir dalam harga emas dunia yang menguat tipis ke level $1346.54 per troy ounce. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1350 dan berikut $1374, serta support pada $1306 dan $1276. Di Indonesia, harga spot emas terpantau menguat tajam ke level Rp587,837 per gram.

 

Para pembaca barangkali telah melihat bahwa isyu kebijakan moneter dari sejumlah bank sentral global, apakah itu mengenai program stimulus atau penetapan suku bunga, begitu kerap mewarnai dan menggerakkan pasar, kadang mendatangkan bearish pasar, kadang mendorong rally-nya. Isyu paket stimulus di antara ketidakjelasan masa depan ekonomi global merupakan satu major fundamental yang menjadi penggerak utama pasar. Pergolakan ekonomi dunia nampaknya masih akan terus berlangsung dengan berbagai dinamikanya. Kita juga akan melihat sejumlah isyu lain yang dapat menggerakkan pasar nantinya. Vibiznews.com akan menjadi partner Anda sebagai investor dalam memantau tiap-tiap pergerakan pasar secara updated dan detail.  Baiklah, terima kasih karena telah bersama kami karena kami ada demi sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!

 

 

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting Group

Editor: Asido

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here