(Vibiznews – Economy) – Bank sentral Australia (RBA) mengakhiri pertemuan dewan kebijakan moneter bulanan mereka hari Selasa (06/03) dengan memutuskan untuk tidak merubah suku bunga utamanya yang sudah berada di posisi rekor suku bunga rendah. Sebelum pertemuan tersebut para pelaku pasar dan ekonom sudah memperkirakan keputusan ini.
Dewan Gubernur Reserve Bank of Australia yang dipimpin oleh Philip Lowe memutuskan mempertahankan tingkat suku bunga pada 1,50 persen dengan alasan bahwa tingkat suku bunga yang rendah terus mendukung perkembangan ekonomi Australia.
Ada beberapa pertimbangan bank sentral Australia tidak merubah suku bunganya baik yang dilihat secara global dan juga dalam negeri. Pertimbangan utama RBA datang dari outlook Bank Dunia yang memperkirakan ekonomi Australia tumbuh lebih cepat pada tahun 2018 daripada pada tahun 2017.
Selain itu inflasi tetap rendah, dengan indeks CPI berjalan sedikit di bawah 2 persen. Dan ketenagakerjaan tumbuh dengan kuat selama tahun 2017 dengan tingkat pengangguran menurun. RBA juga melihat pasar perumahan di Sydney dan Melbourne telah melambat dan dolar Australia masih berada dalam kisaran target.
Secara global RBA melihat inflasi juga masih rendah, meskipun harga komoditas dan pasar tenaga kerja yang lebih tinggi cenderung akan menaikkan inflasi selama beberapa tahun ke depan. Imbal hasil obligasi jangka panjang juga telah meningkat sekalipun masih rendah. RBA juga melihat sejumlah bank sentral telah menarik beberapa stimulus moneter karena kondisi membaik di ekonomi global serta kondisi keuangan tetap ekspansif dengan spread kredit sempit.
Sebagai informasi, RBA memutuskan suku bunga di posisi yang rendah pada pertemua mereka di bulan Agustus 2016. Jadi genap 1 1/2 tahun bank sentral negeri kanguru tersebut mempertahankan suku bunga yang rendah.
Jul Allens, Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Asido S