Dampak Perang Dagang Dan Tarif AS Terhadap Perekonomian & Dolar AS

917

(Vibiznews – Forex) Presiden AS Trump membuat pasar menggeliat pada hari Senin dengan mengumumkan pengenaan tarif yang tajam terhadap impor alumunium dan baja. Tidak perlu dikatakan, dolar AS dan juga assets yang berdenominasi dolar lainnya bereaksi dengan negatif.

Semua mata uang utama dunia diperdagangkan lebih tinggi terhadap dolar AS kecuali Yen Jepang dan Swiss Franc. USD/JPY khususnya bereaksi terhadap setiap berita trade/tariff dan fluktuasi pasar saham. Pada permulaan perdagangan sesi New York hari ini, awalnya ada kegairahan ketika pejabat dari Korea Selatan berkata bahwa Korea Utara bersedia untuk menghentikan program nuklirnya asalkan keamanan rejimnya dijamin dan presiden Trump merespon dengan mengkonfirmasi kemajuan dari pembicaraan nuklir dengan Korea Utara.

Namun dengan berjalannya waktu semakin siang, para investor bergerak cepat dengan menjual dolar AS ketika saham bergerak negatif dimana Dow Jones jatuh lebih dari 150 poin dalam “intraday”. Tidak ada katalisator dari berbaliknya arah pasar disamping berlanjutnya keprihatinan terhadap tariff dan trade Amerika Serikat. Tegangan masih tinggi. Cina belum memberikan reaksi dan semakin nyata bahwa Presiden Trump menggunakan tarif sebagai taktik negosiasi NAFTA.

Saham mengalami pemulihan ketika Senator Perdue yang merupakan sekutu dari Trump berkata bahwa dia terbuka untuk mengubah tarif. Berita-berita yang saling konflik ini tidak membantu dan sensitifitas pasar terhadap arus berita merupakan tanda dari kecemasan yang tinggi di pasar. Dengan Uni Eropa terus mengulangi ancaman mereka untuk membuat sanksi pembalasan, tegangan karena perang dagang ini akan meningkat, menyebabkan dolar AS beresiko turun. Industri alumunium dan baja AS adalah pihak yang diuntungkan dengan kenaikan tarif 25% untuk baja dan 10% untuk alumunium.

Proteksi melalui tarif mengakibatkan harga-harga barang-barang yang menggunakan baja dan alumunium menjadi naik di seluruh Amerika Serikat sementara industri baja dan alumunium dalam negeri akan mengambil keuntungan dari kenaikan harga tersebut.  Dolar AS terjerembab dimana-mana bersamaan dengan pasar saham AS ditengah kekuatiran dimulainya perang dagang. Penting sekali bagi para trader forex untuk mengerti besarnya pengaruh tarif terhadap perekonomian AS.

Secara umum tarif adalah bagus secara teori tetapi sering kali buruk secara praktek. Teorinya tarif digunakan untuk memproteksi industri domestik tetapi secara praktek bisa berakibat memperkaya satu segmen yang kecil dengan mengorbankan ekonomi yang lebih luas. Adam Smith mengupas hal ini di dalam A Wealth of Nations, John Meynard Keyness dalam bukunya in The  General Theory of Unemployment dan data empiris yang dikumpulkan selama lebih dari 400 tahun memberikan konklusi yang sama. Ada tiga hal mengapa proteksi via tarif/membatasi perdagangan bebas membawa akibat yang buruk.

Pertama, proteksionisme selalu berakhir denga bias karena melindungi produsen domestik dalam berkompetisi dengn produsen asing. Hal ini berarti kebijakan proteksi seperti tarif menguntungkan industri dalam berkompetisi dengan manufaktur asing namun mengorbankan yang lain yang tidak berurusan dengan tarif tersebut. Sebagai contoh, tarif terhadap barang-barang manufaktur impor bisa jadi baik untuk mnufaktur domestik AS, tetapi mereka akan berakibat buruk terhadap yang lain, khususnya agrikultur Amerika Serikat atau pekerjaan jasa AS yang tidak berkompetisi dengan produsen asing.

Kedua, proteksionisme secara “natural” membawa kepada penyalahgunaan politik. Jika pemerintah mengenakan tarif terhadap baja impor, industri baja AS akan langsung  menikmati keuntungan sementara sisa dari masyarakat AS lainnya akan harus membayar lebih mahal atas barang-barang yang memakai aluminium dan baja. Semua surplus tambahan yang tercipta dari hasil proteksi diambil oleh produsen, sementara konsumen terpaksa membayar tagihan pajaknya. Keadaannya akan bertambah buruk jikalau industri yang tidak diproteksi meminta hal yang sama.

Ketiga, proteksi membawa kepada korupsi politik, dengan politikus menjadi tertekan untuk mulai memproteksi setiap industri. Dengan berjalannya waktu, anggota Kongres akan di sogok oleh ekskutif-eksekutif perusahaan untuk mempertahankan tarif agar terus berlangsung – biar bagaimanapun mereka akan berusaha melindungi “profit margin” mereka.

Dampak tarif baja terhadap dolar AS dapat dilihat dari grafik perkembangan dolar AS dari tahun 2002 dimana dimulai diberlakukan tariff baja pada masa pemerintahan George W Bush. Dari grafik tersebut terlihat bagaimana Index Dolar AS mengalami penurunan dari sejak diberlakukannya tarif pada bulan Mei 2002 sampai dicabutnya kembali tariff pada bulan Desember 2003. Index dolar AS turun dari 112.50 menjadi 90.00

Kita berharap hal-hal yang buruk ini jangan sampai terjadi. Dan ini bisa saja tidak terjadi seperti perekonomian Cina yang selama ini sangat diproteksi, namun bisa muncul dalam pertarungan ekonomi dunia sebagai raksasa ekonomi dunia kedua terbesar setelah Amerika Serikat.

Ricky Ferlianto/VBN/Head of III, Vibiz Consulting Group

Editor: Jul Allens

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here