(Vibiznews – Commodity) Harga minyak mentah naik ke level tertinggi dalam tiga minggu pada akhir perdagangan Rabu dinihari (21/03) terpicu ketegangan di Timur Tengah dan kemungkinan penurunan lebih lanjut dalam produksi Venezuela membantu mengimbangi dampak negatif dari pertumbuhan produksi minyak mentah A.S..
Harga minyak mentah berjangka A.S. West Texas Intermediate (WTI) berakhir naik $ 1,34 atau 2,2 persen menjadi $ 63,40 per barel, ditutup pada level tertinggi dalam tiga minggu.
Harga minyak mentah berjangka Brent berada di $ 67,41 per barel, naik $ 1,36, atau 2,1 persen, sekitar level tertinggi sejak akhir Februari.
Arab Saudi menyebut kesepakatan nuklir 2015 antara Iran dan kekuatan dunia sebagai “kesepakatan yang cacat” pada hari Senin, menjelang pertemuan antara pangeran mahkota Saudi dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Keduanya sangat kritis terhadap Iran.
Trump telah mengancam untuk menarik Amerika Serikat dari kesepakatan antara Teheran dan enam kekuatan dunia, meningkatkan prospek sanksi baru yang dapat melukai industri minyak Iran.
Kekhawatiran tentang turunnya produksi di Venezuela, yang produksinya telah berkurang separuh sejak 2005 menjadi di bawah 2 juta barel per hari (bpd) akibat krisis ekonomi, juga mendukung pasar minyak.
Badan Energi Internasional mengatakan pekan lalu bahwa Venezuela rentan terhadap penurunan yang dipercepat dan mengatakan bahwa gangguan semacam itu bisa menyebabkan pasar global mengalami defisit.
Produksi telah meningkat tajam di Amerika Serikat, Kanada dan Brasil, karena mereka meningkatkan produksi untuk mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga minyak mentah yang telah didukung oleh pemotongan yang dilakukan oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak, Rusia dan sekutunya. Kenaikan produksi telah membatasi kenaikan harga minyak.
Permintaan untuk minyak mentah AS menambah sakit kepala yang dihadapi OPEC. Diskon yang melebar dari WTI ke minyak mentah Brent membuatnya lebih menarik bagi penyuling asing untuk memproses minyak AS. Brent adalah patokan untuk beberapa minyak mentah Timur Tengah dan global lainnya.
Premi minyak mentah Brent ke WTI naik di atas $ 4 per barel pada hari Selasa, terlebar dalam sebulan.
Pagi hari tadi telah dirilis data dari American Petroleum Institute (API) yang melaporkan hasil mengejutkan penurunan 2.739 juta barel persediaan minyak mentah Amerika Serikat untuk pekan yang berakhir 16 Maret. Sedangkan Analis memiliki ekspektasi kenaikan 2.556 juta barel dalam persediaan minyak mentah, yang artinya selisih lebih dari 5 juta barel.
API juga melaporkan hasil penurunan 1.0633 juta pada pasokan bensin, sebagian besar sesuai dengan penurunan 2,008 juta barel yang diperkirakan para analis.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak mentah berpotensi menguat dengan sentimen bullish ketegangan Timur Tengah, penurunan produksi Venezuela dan penurunan persediaan mingguan AS. Namun jika malam nanti The Fed AS jadi menaikkan suku bunga AS, akan menguatkan dolar AS dan menekan harga minyak. Harga minyak diperkirakan bergerak dalam kisaran Resistance $ 63,90-$ 64,40, dan jika harga turun akan bergerak dalam kisaran Support $ 62,90-$ 62,40.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting Group