BI Rencana Rilis Mekanisme Suku Bunga INDONIA

922

(Vibiznews – Banking & Insurance) – Untuk menarik investor asing masuk ke pasar keuangan Indonesia, Bank Indonesia (BI) tengah mengkaji beberapa instrumen yang bakal dikeluarkan dalam waktu dekat ini. Salah satunya yang akan dirilis adalah benchmark di pasar uang overnight untuk menentukan suku bunga yang bernama “Indonia” yang rencananya akan diterbitkan akhir bulan ini. Jadi BI akan mengganti system penetapan suku bunga di pasar uang antarbank (PUAB) dari Jakarta Interbank Offered Rate (JIBOR) overnight menjadi mekanisme transaksi atau INDONIA

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, instrumen ini digunakan untuk meningkatkan kredibilitas penentuan suku bunga overnight yang dasarnya transaksi bukan quotasi.

Menurut para ekonom INDONIA bisa memberi banyak keuntungan demikian pendapat sejumlah ekonom.

Mengapa demikian?

Melalui mekanisme transaksi, tingkat suku bunga pasar uang antarbank (PUAB) akan lebih kredibel sekaligus mencerminkan kondisi pasar sesungguhnya. Sebab, perhitungan bunganya atas dasar transaksi, bukan kuotasi dari bank-bank kontributor.

Hal ini tentunya akan memperdalam transaksi derivatif atau lindung nilai karena selama ini preminya mengacu JIBOR. Selama ini JIBOR tidak transparan, sehingga perhitungan premi transaksi lindung nilai tidak efisien. Hal ini yang menyebabkan banyak korporasi enggan melakukan aktivitas itu, mereka lebih menyukai pembelian dollar Amerika Serikat (AS) di pasar spot.

Jika perhitungan premi lebih efisien, pelaku pasar diperkirakan akan melakukan transaksi lindung nilai. Misalnya importir, yang akan melakukan impor dalam beberapa bulan mendatang, dia bisa lock-up rupiahnya sekarang dengan melakukan transaksi lindung nilai. Jadi saat butuh dollar untuk pembayaran impor, dia nggak perlu bayar dollar lebih mahal, karena melalui transaksi ini mengurangi risiko fluktuasi kurs dan menguntungkan pelaku pasar. Akibatnya permintaan dollar AS akan terkelola lebih baik sehingga bisa mengurangi volatilitas rupiah.

Saat ini, pergerakan nilai tukar rupiah sangat fluktuatif. Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) BI, kurs mata uang USD-IDR hari ini (23/7) mencapai level Rp 14.454 per dollar AS, menguat sedikit dari hari Jum’at yang masih ada di posisi Rp 14.520 per dollar AS.

Perry Warjiyo, Gubernur BI belum memaparkan secara detail terkait instrumen ini namun penerapan instrumen ini mengikuti best practice dari negara-negara lain.

 Menurut Eric Sugandi, Project Consultant Asian Development Bank Institute, INDONIA yang perhitungan bunganya berbasis transaksi akan membuat pasar lebih efisien. Hal ini seperti yang berlaku di Inggris melalui Sterling Overnight Interbank Average Rate (SONIA) sebagai alternatif pengganti London Interbank Offered Rate (LIBOR). Kalau pasar efisien, transmisi kebijakan moneter bank sentral akan lebih lancar. Karena Traders tidak bisa seenaknya mengambil margin yang besar pada waktu kuotasi seperti di LIBOR, akibatnya suku bunga dapat bergerak lebih fleksibel, yang pada akhirnya akan mempengaruhi kredit perbankan dari sisi pasokan.

 

Belinda Kosasih/Coordinating Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting Group

Editor : Asido Situmorang

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here