(Vibiznews – Commodity) Harga emas naik pada hari Selasa sore (07/08), didukung oleh pelemahan dolar AS dan aksi beli setelah kemerosotan harga baru-baru ini.
Harga emas spot LLG naik 0,63 persen pada $ 1,214.41 per ons, setelah sebelumnya mencapai $ 1,213.81.
Harga emas berjangka AS naik 0,41 persen pada $ 1,222.70 per ons.
Harga emas yang telah turun hampir 12 persen sejak pertengahan April, terutama karena dolar yang kuat, sebagian besar telah gagal memanfaatkan ketidakpastian politik di sekitar pasar, karena ketegangan mengarahkan arus safe haven ke dalam dolar, para investor mengatakan.
Dolar AS merosot terhadap mata uang utama pada hari Selasa, tetapi harapan untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut di Amerika Serikat membatasi penurunan untuk dolar AS dan membatasi perolehan emas.
Sementara itu, kepemilikan dalam SPDR Gold Trust, emas terbesar di dunia yang didukung bursa ETF, turun 0,78 persen menjadi 788,71 ton pada hari Senin.
Pemerintahan Trump akan secara agresif memberlakukan sanksi ekonomi yang memaksakan kembali pada Iran pekan ini dan mengharapkan langkah-langkah untuk memiliki dampak yang signifikan terhadap ekonomi Iran, pejabat senior pemerintah AS mengatakan pada hari Senin. Sanksi tersebut termasuk logam mulia, hutang bank AS, baja dan batu bara.
Data AS dari minggu lalu menunjukkan investor menambahkan 13.931 kontrak ke posisi pendek bersih mereka dalam seminggu hingga 31 Juli, membawanya ke 41.087 kontrak, yang terbesar sejak rekor untuk publik pada tahun 2006.
Dalam logam mulia lainnya, perak naik 0,9 persen menjadi $ 15,39 per ons. Platinum naik 0,9 persen menjadi $ 828,49 per ons, sementara paladium 0,7 persen lebih tinggi pada $ 910 per ons.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga emas berpotensi naik jika pelemahan dolar AS berlanjut. Harga emas diperkirakan bergerak dalam kisaran Resistance $ 1,216-$ 1,218, dan jika turun akan bergerak dalam kisaran Support $ 1,212-$ $ 1,210.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting Group
