(Vibiznews – Commodity) – Harga emas dunia terpantau masih melemah terbatas pada perdagangan hari Senin (7/9), melanjutkan loss dari sesi sebelumnya di pasar global, di tengah ekspektasi pasar terhadap kenaikan suku bunga Federal Reserve AS pada bulan September dan kekhawatiran meningkatnya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China.
Spot emas turun 0,2 persen ke level $1,193.08 pada Senin siang WIB, setelah jatuh 0,4 persen di sesi sebelumnya. Emas berjangka AS turun 0,1 persen menjadi $ 1,199.80 per ounce.
Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, siang WIB ini naik tipis ke level 95,44 dibandingkan level penutupan sesi sebelumnya di 95,42.
Pertumbuhan lapangan pekerjaan AS semakin cepat pada bulan Agustus, dengan tingkat upah mencatat peningkatan tahunan terbesar dalam sembilan tahun terakhir, yang memperkuat pandangan bahwa ekonomi sejauh ini meluaskan eskalasi perang perdagangan AS dengan China.
Data upah yang lebih kuat dari ekspektasi telah mengokohkan perkiraan bahwa Fed AS akan menaikkan suku bunganya pada bulan September, menjadi kenaikan yang ketiga di tahun ini.
Sementara itu, analis Vibiznews melihat bahwa spot emas dunia masih di sekitar rentang konsolidasinya selama 1,5 terakhir dan masih belum lepas dari downtrend-nya sejak awal April lalu, sedangkan dollar cenderung menguat dalam dua hari terakhir ini. Harga emas, kalau terus tertekan, akan menuju level support di $1.159,79 dan $1.131,49. Sedangkan, bila terdongkrak ke atas akan menuju ke level resistant $1.213,86 dan level $1.220,69.
Di dalam negeri, harga emas ANTAM terpantau bertahan di level harga Rp662.000 per gramnya, dibandingkan harga pada Jumat kemarin di Rp662.000.
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting Group
Editor: Asido