(Vibiznews – Forex) – Pergerakan dolar AS pada perdagangan forex sesi Eropa hari Kamis (13/12) melemah kembali setelah sempat pada sesi Asia rebound dari posisi pelemahan perdagangan sebelumnya oleh tekanan dari kurs poundsterling. Dan melemahnya permintaan dolar AS sore ini juga paling kuat dikuasai oleh kurs kawasan Eropa khususnya poundsterling yang mendapat sentimen positif dari perkembangan masalah politik Inggris.
Minimnya katalis penggerak kuat dari data ekonomi pada sesi Amerika membuat tenaga dolar AS semakin tergerus dan dijdikan pijakan bagi rival-rivalnya. Pada sesi malam yang bisa jadi pertimbangan yaitu data klaim pengangguran mingguan.
Kelemahan baru terlihat di sekitar imbal hasil Treasury menyeret dolar AS lebih rendah di seluruh perdagangan sementara pasar lebih memilih untuk tetap hati-hati di sela-sela menuju keputusan kebijakan moneter ECB penting yang akan diumumkan hari ini, yang mendukung permintaan untuk safe haven yen.
Lebih lanjut, kelemahan dolar AS banyak ditekan dari perdagangan GBPUSD karena para investor Eropa mendukung kemenangan kepercayaan PM Inggris Theresa May semalam. Kekuatan pound juga didapat dari beberapa komentar positif oleh Sekretaris Brexit Inggris Stephen Barclay, mengatakan bahwa arah perjalanan bergerak ke arah yang benar dan kedua belah pihak melihatnya sebagai sementara.
Komentar tambahan oleh Barclay, mengatakan bahwa pemerintah sedang mencoba untuk mendapatkan jaminan hukum dan politik tetap mendukung momentum positif yang sedang berlangsung, meskipun kekhawatiran atas kemampuan bulan Mei 2019 untuk mendapatkan kesepakatan Brexit melalui parlemen.
Indeks dolar yang menunjukkan kekuatan dolar AS terhadap rival-rival utamanya kini berada di posisi 97.02 setelah pada perdagangan sesi Asia dibuka pada posisi 97.06. Sejak sesi Asia indeks sempat menyentuh posisi tinggi di 97.12 dan posisi terendah di 96.88.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Jul Allens
