(Vibiznews – Commodity) – Harga gula berjangka yang diperdagangkan di bursa komoditas internasional ICE New York hari Selasa yang ditutup hari Rabu (30/01) turun lagi ke posisi terendah 2 pekan. Demikian juga perdagangan gula putih berjangka di ICE London retreat.
Harga gula bergerak lebih rendah setelah Petrobras memangkas harga bensin grosir Brasil menjadi 1.4907 real/liter dari 1.5104 real/liter, yang negatif untuk etanol dan mungkin mendorong pabrik gula Brasil untuk mengalihkan lebih banyak tebu ke penghancuran produksi gula daripada produksi etanol, sehingga meningkatkan gula persediaan.
Namun penurunan terkendali karena harga minyak mentah bergerak lebih tinggi dan karena real Brasil naik ke tertinggi 1-1/2 minggu terhadap dolar, yang menghambat ekspor oleh produsen gula Brasil.
Harga gula mentah akhir perdagangan bursa New York sedang turun 0,10 atau 0,78% pada harga $ 12,69 per lb untuk kontrak berjangka Maret 2019. Demikian juga dengan harga gula putih kontrak Maret yang terpantau di bursa London sekarang sedang turun 3,20 atau 0,93% pada harga $342.60.
Di pasar gula berjangka masih terdapat sentimen positif dari produksi gula yang lebih kecil di Brasil setelah data dari Unica Rabu lalu menunjukkan bahwa produksi gula Tengah-Selatan 2018/19 hingga pertengahan Januari turun 26,5% y/y di 26,350 MMT, dengan persentase tebu yang digunakan untuk produksi gula turun menjadi 35,5% dari 46,9% tahun lalu dan persentase tebu yang digunakan untuk produksi etanol naik menjadi 64,5% dari 53,1% tahun lalu.
Untuk perdagangan selanjutnya hingga sesi Amerika malam nanti, analis Vibiz Research Center memperkirakan secara teknikal harga gula berpotensi naik kembali oleh proyeksi rally harga minyak dunia.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Asido Situmorang